Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS

Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS
Link : Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS

Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS

PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS (Pomacea canaliculata) YANG MENYERANG PADI SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN KECAP DALAM UPAYA PENGENDALIAN HAMA










Oleh: Arie Nursanti


Publisher: ertetiga - Tokyo©2006

BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dimana penduduknya banyak yang memiliki mata pencaharian di bidang pertanian, sehingga sebagian besar Sumber Daya Alam (SDA) yang dihasilkan berasal dari bidang pertanian. Padi merupakan salah satu SDA yang sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, karena padi merupakan salah satu bahan pangan utama rakyat Indonesia, hampir seluruh penduduk di Indonesia menggunakan padi sebagai bahan makanan pokok sehari-hari.


Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah, hal ini tentu saja menuntut adanya peningkatan jumlah hasil panen padi agar seluruh penduduk di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagaimana tercantum dalam analisis permintaan dan produksi beras di Indonesia oleh Pusat Pengembangan Ketersediaan Pangan (PPKP), bahwa tahun 2001-2004 akan terjadi peningkatan permintaan beras sebesar 0,91%. Salah satu parameter dan asumsi yang digunakan dalam analisis tersebut yakni berdasarkan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,36% per tahun untuk wilayah pedesaan dan 2,25% per tahun untuk wilayah perkotaan. Dari hasil analisis ini perlu kiranya dicari cara untuk menyukseskan peningkatan ketersediaan pangan yang berbasis produk pangan lokal.


Dalam kenyataannya, peningkatan jumlah hasil panen padi ternyata tidak sesuai dengan tuntutan, karena banyak lahan padi di Indonesia yang diserang oleh hama, baik itu hama wereng, hama tikus, hama penggerek batang ataupun jenis hama lainnya yang nerugikan. Salah satu jenis hama yang menyerang lahan padi secara besar-besaran dan menjadi salah satu hama utama padi yaitu hama penggerek batang atau yang lebih dikenal dengan sebutan hama keong mas (Sebastian, 2001).


Hingga saat ini, para petani di Indonesia sangat dikhawatirkan dan merasa dirugikan oleh keberadaan hama keong mas. Berdasarkan data penyerangan hama keong mas terhadap lahan padi di beberapa tempat di Indonesia diantaranya, dalam Sriwijaya Post dilaporkan bahwa 1200 hektar lahan padi di Palembang terserang hama keong mas pada bulan April 2003, dalam Sinar Harapan diinformasikan bahwa ratusan hektar lahan padi di Kabupaten Tanggamus (Lampung) diserang hama keong mas pada bulan Januari 2004, masih dalam bulan dan tahun yang sama, tercatat dalam harian umum Suara Merdeka bahwa ratusan hektar tanaman padi di Cilacap terserang hama keong mas, dan dalam harian umum Pikiran Rakyat dilaporkan bahwa serangan yang sama terjadi di Kabupaten Subang yaitu seluas 1139 hektar lahan padi diserang hama keong mas pada bulan Februari 2004. Penyerangan lahan padi oleh hama keong mas menyebabkan terjadinya gagal panen yang tentu saja sangat merugikan para petani pada khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya, terutama dalam hal kesejahteraan pemenuhan kebutuhan pangan penduduk Indonesia.


Dampak negatif akibat penyerangan padi oleh hama keong mas ternyata lebih parah jika dibandingkan dengan kerugian yang diakibatkan oleh serangan hama tikus, karena padi yang diserang hama tikus masih memiliki kemampuan untuk tumbuh sedangkan padi yang terserang hama keong mas tidak dapat tumbuh sama sekali karena seluruh bagian tanaman padi terbabat habis dimakan keong mas dalam waktu singkat.


Selain mampu memakan tanaman padi dengan cepat, keong mas pun memiliki kemampuan bereproduksi dalam waktu yang cepat pula, hal ini tentu saja membuat para petani khawatir dan kewalahan dalam menanganinya. Sampai sekarang belum ditemukan obat ampuh yang dapat membasmi total hama keong mas. Penanganan dan pengendalian hama keong mas selama ini hanya berdasar pada konsep pengentasan saja (Yakobus,2003), tanpa adanya pendayagunaan dari hama tersebut. Misalnya melalui penggunaan moluskisida sintesis yang ternyata malah menambah permasalahan, karena selain biayanya mahal, efeknya dapat mempengaruhi organisme non target termasuk manusia. Selain itu, penggunaan moluskisida hanya efektif untuk dua hari penggunaan, dan yang lebih parah lagi yaitu limbahnya dapat mencemari lingkungan di sekitarnya. Dengan perkembangan teknologi saat ini ternyata hama keong mas dapat dikendalikan sekaligus didayagunakan, diantaranya melalui pemberantasan secara alami yaitu dengan mengkonsumsi keong mas setelah dimasak dengan benar bersama bumbu rempah-rempah lainnya, selain rasanya lezat juga mengandung nutrisi tinggi (Yakobus, 2003). Hal ini telah dilakukan oleh beberapa masyarakat di Surabaya, namun jumlah keong mas yang dikonsumsi tidak sebanding dengan kecepatan bereproduksi dan kecepatan pertumbuhan keong mas tersebut. Selain itu, keong mas yang hanya dimasak biasa tidak bisa disimpan lama, ia akan menjadi basi setelah beberapa hari. Oleh karena itu, perlu dicari cara pengolahan bahan makanan dari keong mas yang memiliki masa simpan cukup lama dan kualitasnya tetap terjaga, diantaranya dengan mendayagunakan hama keong mas tersebut sebagai bahan baku pembuatan kecap.
I.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:


“Bagaimanakah pendayagunaan hama keong mas yang menyerang padi sebagai bahan baku alternatif pembuatan kecap? “
I.3 Batasan Masalah


Masalah yang akan dikemukakan dibatasi pada beberapa hal berikut ini:
Penanganan dan pengendalian hama keong mas melalui konsep pengentasan dengan menggunakan moluskisida sintetis.
Alternatif pengendalian hama keong mas secara biologis.
Pendayagunaan hama keong mas sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan kecap.




1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin dicapai pada karya tulis ini adalah untuk:


a. Memperoleh informasi mengenai dampak yang ditimbulkan apabila penanganan dan pengendalian hama menggunakan moluskisida sintesis.


b. Memperoleh informasi mengenai pengendalian hama keong mas secara biologis.


c. Memperoleh informasi mengenai mekanisme pendayagunaan hama keong mas sebagai bahan baku alternatif pembuatan kecap.




I.5 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:


a. Bagi masyarakat terutama para petani diharapkan dapat menanggulangi serangan hama keong mas terhadap padi melalui cara alami sekaligus menguntungkan.


b. Bagi pihak pengelola pangan diharapkan tulisan ini dapat turut mendukung dalam menyukseskan peningkatan ketersediaan pangan berbasis produk pangan lokal.


c. Bagi pemerintah diharapkan tulisan ini dapat turut mendukung mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010.


d. Bagi pihak terkait dan pengembang ilmu diharapkan dapat lebih mengembangkan pendayagunaan hama keong mas melalui aplikasi teknologi agar menambah nilai guna.


e. Bagi masyarakat non petani terutama yang pendapatan per kapitanya rendah diharapkan dapat memperluas lapangan pekerjaan dan menambah penghasilan melalui pendayagunakan keong mas sebagai bahan baku alternatif pembuatan kecap.


f. Bagi masyarakat terutama yang kebutuhan nutrisinya kurang terpenuhi diharapkan dapat mendayagunakan keong mas sebagai bahan pangan karena kandungan nutrisinya yang sangat tinggi.


g. Bagi dunia pendidikan diharapkan tulisan ini dapat dijadikan acuan bagi tenaga edukatif di sekolah untuk diinformasikan kepada siswa tentang pengendalian hama keong mas melalui pendayagunaan keong mas tersebut dan dampaknya terhadap berbagai bidang.


h. Bagi negara diharapkan tulisan ini dapat mendukung peningkatan pendapatan negara khususnya dari sektor ekspor non migas.




















BAB II


PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS (Pomacea canaliculata) YANG MENYERANG PADI SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN KECAP DALAM UPAYA PENGENDALIAN HAMA


2.1 Padi


Padi dalam bahasa latin disebut Oryza sativa. Padi varietasnya banyak, ditanam di sawah dan di ladang, sampai ketinggian 1200m dpl. Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya 50 cm sampai 1,5 m. Batangnya tegak, lunak, beruas-ruas, berongga, teksturnya kasar, dan berwarna hijau. Tipe daun tunggal, berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, dan berwarna hijau. Padi memiliki bunga rnajemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, berwarna hijau dan setelah tua menjadi kuning. Biji keras, berbentuk bulat telur, berwarna putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan pangan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada beras yang berwarna merah. Tangkai butir padi yang gabahnya telah dirontokkan dan dijemur sampai kering, disebut merang. Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu (Anonim, 2002).


Padi memiliki banyak nama daerah, diantaranya: pare, pantun, pari, padi (Jawa); pade, rom, r. pedeh, page, eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera); wanat, fasa, alai, ara, fala, hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala, alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira (Maluku). ame, eme,; pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani, ; Parai, parei, pari (Kalimantan). padi, pantu, pantun, pade,; pare, fare, pari, pane, pare ui, hade aik, ale (N.Tenggara) (Anonim, 2002). Banyaknya nama daerah untuk padi khususnya di Indonesia, mencerminkan penduduk Indonesia banyak yang menggunakan padi sebagai bahan pangan dan menunjukkan betapa pentingnya padi sebagai sumber makanan pokok masyarakat Indonesia.


Selain sebagai sumber makanan pokok, bagian tanaman padi dapat mengobati beberapa macam penyakit, seperti:


- Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:


· lambung dan limpa lemah


· tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan perut


· beri-beri


· tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.


- Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:


· rambut kotor


· keguguran.


- Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:


· demam


· diare


· gondongan


· rematik


· keseleo


· radang payudara


· radang kulit, bisul.


- Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:


· keringat berlebiban, berkeringat spontan


· filariasis.


Selain sebagai sumber makanan pokok dan obat penyakit bagi manusia, ternyata padi sangat disukai juga oleh binatang. Oleh karena itu, banyak hama yang menyerang padi, diantaranya: hama wereng, hama tikus, dan hama keong mas (Anonim,2002).






2.2 Keong Mas


Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) disebut juga siput murbai (www.applesnail.net, 2001) karena telurnya berwarna merah dan berkumpul seperti murbai. Pada awal tahun 1980-an, keong mas diintroduksikan oleh negara Florida dan Amerika Latin ke negara di Asia, yaitu negara Taiwan dan Filipina, dengan harapan dapat meningkatkan keuntungan ekspor bagi negara-negara di Eropa karena keong mas mudah didapatkan, dapat berkembang biak dengan cepat, dan mengandung nilai nutrisi tinggi yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat kekurangan protein (malnutrisi). Namun introduksi ini ternyata membawa bencana bagi pesawahan di Asia termasuk Indonesia, karena keong mas menyerang lahan padi dan dapat menyebar dengan cepat melalui saluran air (irigasi), kemudian berkembang biak di pesawahan dan menjadi salah satu hama utama dalam produksi padi (Anonim, 1998).
2.2.1 Klasifikasi Keong Mas


Berdasarkan klasifikasi Lamarck (1801), keong mas diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda


Bangsa : Ampullariidae


Marga : Pomaceae


Jenis : Pomaceae canaliculata
2.2.2 Karakteristik Keong Mas


Keong mas dewasa (siput murbai) dapat hidup antara 2 sampai 6 tahun dengan kemampuan fertilitas yang tinggi. Telur diletakkan malam hari pada tumbuhan dan barang lain seperti ranting atau batu di atas permukaan air. Kelompok telur berwarna jambon kemerah-merahan cerah, dan ketika akan menetas telur menjadi berwarna jambon muda. Telur menetas dalam 7 sampai 14 hari.






Ukuran keong mas sangat tergantung pada ketersediaan makanan, stadia keong mas yang paling merusak yaitu ketika cangkangnya berukuran 10 mm sampai 40 mm. Cangkang keong mas berwarna coklat muda (keemasan), dagingnya berwarna putih susu sampai merah keemasan atau oranye.


Keong mas jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan bentuk tutup (operculum) dan tipe mulut cangkangnya. Tutup cangkang (operculum) keong mas betina (a1) cekung dan yang jantan cembung (a2). Tepi mulut keong mas betina dewasa melengkung kedalam (b1), sedangkan tepi mulut keong mas jantan melengkung keluar (b2) (untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 2.2). Ciri morfologi cangkang ini didasarkan pada penelitian yang dikerjakan oleh MS Dela Cruz, RC Johci, dan AR Martin tahun 2000 dan 2001.














Keong mas pada umumnya hidup di kolam, rawa, sawah irigasi, saluran air dan areal yang selalu tergenang. Mereka mengubur diri dalam tanah yang lembab selama musim kemarau. Mereka bisa berdiapause selama 6 bulan, kemudian aktif kembali jika tanah diairi. Mereka bisa bertahan hidup pada lingkungan yang ganas seperti air yang terpolusi atau kurang kandungan oksigen.


Keong mas memakan beragam tumbuhan seperti ganggang, azola, rumput bebek, eceng gondok, bibit padi dan tumbuhan berdaun sukulen lainnya. Mereka memilih bagian yang lunak dari tanaman muda, sebab keong mas makan dengan cara mengerok permukaan tanaman dengan lidahnya yang kasar. Mereka juga memakan bahan organik yang sedang berdekomposisi


Keong mas adalah hama dari tanaman padi. Biasanya keong mas menyerang padi yang baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam sementara untuk padi tanam benih langsung yaitu ketika 4 sampai 30 hari setelah tebar. Keong mas melahap pangkal bibit padi muda, bahkan dapat mengkonsumsi seluruh tanaman muda dalam satu malam. Serangan hama ini diindikasikan pula dengan adanya rumpun padi yang hilang serta adanya potongan daun yang mengambang dipermukaan air






2.2.3 Metode Penanggulangan Hama Keong Mas






Waktu kritis pengendalian hama keong mas adalah 10 hari setelah tanam pindah atau 21 hari setelah sebar benih. Setelah masa itu laju pertumbuhan tanaman akan lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan keong mas. Salah satu metode pengendalian hama keong mas adalah dengan pengaturan air karena keong mas senang berada di tempat yang terendam air. Metode ini dikenal dengan nama flashflood atau intermitten irrigation. Metode pengendalian yang lain adalah secara fisik dengan menggunakan saringan. Secara mekanik dengan memungut satu-persatu keong mas (gambar 2.4) atau dengan menggunakan moluskisida sintesis. (Sebastian, 2001). Penanganan dan pemberantasan hama keong mas ini dapat meningkatkan ketersediaan pangan berbasis produk pangan lokal.










2.2.4 Pendayagunaan Keong Mas Sebagai Bahan Makanan






Salah satu cara pengendalian hama keong mas secara alami serta ramah lingkungan dan bahkan menguntungkan yaitu dengan mengolah hama keong mas tersebut menjadi produk makanan. Masakan yang dibuat dari keong sawah memiliki nilai protein yang tinggi. Banyak masyarakat yang mengkonsumsi daging keong mas ini dengan cara dimasak hingga benar-benar matang bersama dengan rempah-rempah sehingga rasanya menjadi lezat, misalnya masyarakat Surabaya, mereka menyebut masakan dari keong mas tersebut dengan istilah kreco. Namun keong mas yang sudah masak ini tidak akan tahan lama (menjadi busuk) jika disimpan dalam jangka waktu lama, sedangkan dengan kecepatan keong mas berkembang biak seharusnya diimbangi dengan membuat produk makanan yang menggunakan keong mas dalam jumlah yang banyak pula. Oleh karen aitu, Produk yang dibuat haruslah produk yang dapat disimpan lama dengan kualitas tetap terjaga. Salah satu caranya yaitu dengan mengolah keong mas ini menjadi produk makanan dalam bentuk kecap, terutama kecap instan karena kecap instan tidak mengandung air, dapat disimpan lama, dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada resep lain.






2.2.5 Pendayagunaan Keong Mas Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Kecap


Kecap merupakan salah satu jenis bumbu masakan yang banyak disukai. Biasanya digunakan untuk campuran makan bubur, bakso, soto, sate dan banyak lagi makanan lainnya, dan bahkan penggunaannya telah sampai ke pedalaman.


Pada umumnya kecap merupakan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein tinggi di dalam larutan garam. Keong mas yang cukup enak dimakan ternyata mengandung protein yang tinggi (2-6%). Keong mas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kecap, pemanfaatan keong mas menjadi bahan pangan akan menambah penganekaragaman jenis bahan pangan bergizi. Selain itu, pendayagunaan keong mas ini dapat menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat yang menderita malnutrisi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat malnutrisi ini dapat turut mendukung misi pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan visi “Indonesia Sehat 2010”, empat misi pembangunan kesehatan tersebut yaitu:


1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan


Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta konstribusi positif pelbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional. Dengan perkataan lain untuk dapat terwujudnya visi “Indonesia Sehat 2010”, para penanggungjawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan nasional yang berkontribusi positif terhadap kesehatan seperti dimaksud diatas, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.


2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat


Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat , pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.


3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.


Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau mengandung makna bahwa salah satu tanggungjawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya peran serta aktif segenap anggota masyarakat dan pelbagai potensi swasta.


4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya


Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya mengandung makna bahwa tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warga negaranya, yakni setiap individu, keluarga dan masyarakat Indonesia, tanpa meninggalkan upaya menyembuhkan penyakit dan atau pemulihan kesehatan. Untuk terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan atau rehabilitatif. Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat diperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih diprioritaskan.


Proses pembuatan kecap keong mas ternyata lebih cepat dibandingkan dengan pembuatan kecap kedelai. Hal ini disebabkan adanya proses enzimatis (bromelin) yang hanya memerlukan waktu 7-10 hari (Indrawati, 1983). Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kecap dari keong mas ini untuk lebih jelasnya, yaitu:


F Bahan




1. Keong mas 650 gram


2. Gula merah 8 ons


3. Keluwak (penambah warna hitam) 40 gram


4. Garam 225 gram


5. Bawang putih 120 gram


6. Lengkuas (laos) 140 gram


7. Salam dan serai 130 gram


8. Ketumbar 50 gram


9. Kunyit 80 gram


10. Vetsin 50 gram


11. Pekak (adas bintang) untuk bau dan rasa 5 gram


12. Gelatin 5-10 gram


13. Parutan bonggol atau daging buah nenas 100 gram







F Alat


1. Alat penggorengan (wajan atau sodet)


2. Pisau


3. Panci dan alat pengaduk


4. Alat penghancur bumbu (cobek dan ulekan atau blender)


5. Parutan


6. Penyaring dan kain saring


7. Botol dan tutup yang sudah disterilkan






F Cara Pembuatan kecap keong mas: (dapat dilihat di web site ertetiga/ertetiga Archive”Karya Buat Istriku”












BAB III

METODOLOGI






3.1 Metode Penulisan






Karya tulis ini disusun dengan menggunakan studi literatur/telaah kepustakaan. Metode ini merupakan suatu metode penyusunan karya ilmiah yang dilakukan dengan cara mengutip data dari literatur atau sumber pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah tersebut (Sutresna, dkk., 2000).






Dalam penyusunan karya tulisini, penulis mencari berbagai data dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang akan diungkapkan baik melalui jurnal hasil penelitian terbaru melalui media internet, referensi kepustakaan, artikel koran, dan wawancara pribadi kepada petani dan peternak bebek dari desa sehingga data dan informasi yang dikemukakan lebih akurat, tajam, dan terpercaya. Dari hasil studi tersebut, berbagai informasi yang telah diperoleh ada yang dikutip secara langsung dan ada pula yang ditelaah lebih lanjut secara analisis-sintesis.






3.2 Metode Analisis-Sintesis


Proses analis dan sintesis yang diungkapkan dalam karya tulis ini disusun berdasarkan data dan informasi yang telah didapatkan dari berbagai sumber kepustakaan serta hasil wawancara secara langsung. Dari latar belakang permasalahan yang diangkat kemudian dihubungkan dengan fakta yang banyak ditemui di lapangan, akhirnya disusunlah suatu analisis identifikasi permasalahan yang akan diangkat dalam makalah penelitian. Selain dilakukan proses analisis, penulis menyusun pula suatu sintesis dari permasalahan yang diangkat berdasarkan hasil analisis yang telah didapatkan.










3.3 Metode Pembahasan


Dalam pembahasan karya tulis ini digunakan metode deskriptif dan berpikir deduktif. Metode deskriptif merupakan suatu prosedur penyelesaian masalah dengan menggerakkan, melukiskan keadaan objek dan subjek penulisan. Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenimena yang diselidiki (Nazir, 1988 dalam Sutresna, dkk., 2000)






Berpikir deduktif adalah suatu cara berdikir dengan bertolah dari pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus atau spesifik. Dalam penyusunan karya tulis ini, berpikir deduktif digunakan untuk menghasilkan suatu tulisan yang membahas atau menyelesaikan suatu masalah berdasarkan telaah kepustakaan dan khasanah ilmu pengetahuan yang semakin berkembang dari waktu ke waktu.
















BAB IV

PEMBAHASAN






4.1 Penanganan Pengendalian Hama Keong Mas dengan Menggunakan Konsep Pengentasan


Selama ini, penanganan dan pengendalian hama keong mas hanya berdasar pada konsep pengentasan. Penanganan dan pengendalian melalui konsep pengentasan saja ternyata tidak cukup, malah dapat memberikan efek yang kurang baik dalam banyak hal. Konsep pengentasan hama keong mas ini salah satunya melalui penggunaan moluskisida, selain membutuhkan biaya yang besar, efeknya tidak begitu efektif dalam memberantas hama. Moluskisida sintetis dengan zat aktif niklosamida dan metaldehida, hanya efektif terhadap siput murbai jika langsung terkena. Niclosamida pada setengah dosis yang dianjurkan (0,5 l/ha) dapat membunuh 80% populasi siput murbai. Aplikasi niklosamida dapat membunuh siput murbai lebih banyak dibandingkan dengan aplikasi dengan metildehida. Namun efikasi kedua zat tersebut sama saja yaitu hanya 2 sampai 3 hari, selanjutnya moluskisida tidak dapat lagi membunuh siput murbai yang baru muncul dari tanah atau yang baru masuk ke lapangan yang telah diaplikasi. Selain kelemahan tersebut di atas, dampak negatif dari moluskisida yaitu dapat mencemari lingkungan, seperti halnya yang terjadi di perairan Tornando, kualitas airnya tercemar oleh limbah moluskisida yang terbawa oleh saluran air dari sawah.


4.2 Pengendalian hama secara biologis


Selain pemberantasan hama keong mas secara kimia, dapat dilakukan pula pemberantasan hama keong mas secara biologis (Sebastian, 2001), diantaranya:


a. Semut merah memakan telur. Semut merah menyerang keong mas dengan memakan telur-telur keong mas yang belum menetas. Kelemahannya yaitu, semut merah tidak memakan keong mas muda atau yang telah dewasa secara seksual, jadi walaupun telur keong mas dimakan oleh semut merah, tetapi keong mas dewasa tetap bisa menghasilkan telur kembali dalam jumlah banyak. Selain itu, usia keong mas dapat bertahan hingga enam tahun sehingga ia dapat menghasilkan telurnya dalam kurun waktu yang lama, hal ini menunjukkan bahwa pemberantasan telurnya saja kurang efektif dalam mengurangi jumlah keong mas.


b. Bebek memakan keong mas muda. Bebek sangat menyukai keong mas muda, tetapi bebek tidak bisa memakan keong mas yang telah berukuran besar (dewasa).


c. Orang memakan dagingnya jika telah dimasak dengan benar. Kelemahannya yaitu, kemampuan keong mas dalam bereproduksi sangat tinggi sehingga jika hanya diolah menjadi masakan saja, maka tidak dapat disimpan dalam waktu lama, sehingga tidak akan mengimbangi jumlah keong mas yang terus meningkat dengan cepat. Oleh karena itu perlu dicari cara untuk mengolah keong mas menjadi produk makanan yang dapat disimpan lama.


d. Tikus sawah memakan rumah siput dan dagingnya. Tikus merupakan pemberantas keong mas yang bagus, karena selain memakan dagingnya ia juga memakan cangkangnya. Kelemahannya yaitu, tikus juga menyukai padi, sehingga selain memakan keong mas yang ada di sawah ia juga memakan padinya. Walaupun Padi yang dimakan oleh tikus tidak separah keong mas, namun petani tetap saja mengalami kerugian.


4.3 Pendayagunaan Hama Keong Mas Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Kecap


Dengan perkembangan teknologi saat ini ternyata hama keong mas itu dapat dikendalikan sekaligus didayagunakan. Bersumber dari produk buangan menjadi bahan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Hasilnya adalah produk kecap cair atau kecap instan.


Dalam pembuatan kecap keong mas digunakan buah nanas sebagai campuran pertama daging keong mas. Pada buah nanas ini terdapat suatu enzim, dimana enzim merupakan Ciri kehidupan yang penting. Tak ada enzim dapat disebut tak ada kehidupan. Enzim ialah biokatalisator yang dihasilkan sel sendiri untuk mengkatalisa atau mendorong terjadinya reaksi kimia. Kebanyakan enzim adalah protein. Enzim protein diproduksi sel dalam ribosom lekat, seperti halnya protein lain yang bukan enzim. Oleh enzim segala proses kimia dan aktivitas sel berjalan irit, cepat, membutuhkan energi pengaktif yang rendah untuk dapat melangsungkan reaksi, dan pada akhir reaksi panas yang timbul sedikit sekali.


Sifat khasnya yang lain, setelah reaksi selesai ia kembali utuh seperti semula, dan dapat dipakai lagi untuk mengkatalisa reaksi lain. Ia bekerja pada suhu yang optimum yaitu + 400C.


Daging keong mas pada pembuatan kecap merupakan bahan yang dikatalisa, disebut substrat. Sedangkan enzim yang dihasilkan dari buah nanas sebagai molekul tempat melekatnya substrat di tempat aktif yaitu enzim bromelin. Agar reaksi berlangsung, lekak-lekuk (konfigurasi) permukaan tempat aktif enzim bromelin harus setangkup dengan lekak-lekuk permukaan substrat, ibarat lekak-lekuk lubang kunci dengan lekak-lekuk permukaan anak kunci.


Molekul enzim sering tidak hanya terdiri dari protein. Gugus yang bukan protein yang membuat suatu enzim bisa aktif disebut ko-enzim. Proteinnya sendiri disebut apo-enzim. Tanpa ko-enzim enzim tidak bisa bekerja. (Dr Wildan Yatim, 2000).


Enzim bromelin memiliki kemampuan untuk mendenaturasikan kolagen yang merupakan struktur dasar tubuh hewan. Dengan memanaskan kolagen dalam suhu yang tinggi akan merubah struktur kolagen dari bahan yang tidak larut dalam air menjadi bahan yang larut dalam air. Enzim yang mampu mengurai kolagen tergolong kedalam enzim proteolitik dapat mendenaturasi gelatin yang menyebabkan pemecahan lebih lanjut dari protein. Enzim bromelin terdapat di dalam buah nenas yang tidak dimasak. Sebagai protease enzim bromelin spesifik dalam hal memecah kolagen. Enzim-enzim tersebut memecah kolagen menjadi struktur kimia yang lebih sederhana yang tidak lagi memiliki fungsi maupun struktur yang sama dengan kolagen. (Rusar,1998).


Setelah nanas dicampurkan dengan daging keong mas, ditambahkan gelatin ke dalam campuran tersebut. Gelatin adalah penyusun alami dari protein makanan yang diperoleh melalui pendenaturasian kolagen dengan menggunakan suhu tinggi. Gelatin adalah produk dari denaturasi atau disintegrasi kolagen. Dilihat dari segi nutrisi gelatin adalah protein yang tidak lengkap karena tidak memiliki asam amino triptopan dan hanya mengandung sedikit asama amino metionin.


Kandungan asam amino dalam gelatin jumlahnya bervariasi, namun pada umumnya perkiraan jumlah dalam %berat yaitu, glycine 21%, proline 12%, hydroxyproline 12%, glutamic acid 10%, alanine 9%, arginine 8%, aspartic acid 6%, lysine 4%, serine 4%, leucine 3%, valine 2%, phenylalanine 2%, threonine 2%, isoleucine 1%, hydroxylysine 1%, methionine and histidine


Ikatan aldehid dalam gelatin digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan dari gelatin. Reaksi dari lapisan gelatin dengan glutaraldehyde adalah untuk membuktikan kemampuan atau ketahanan mereka terhadap suhu, yang dapat menurunkan tingkat ketidaklarutan di dalam air


Terdapat 2 proses dasar dalam mengubah kolagen menjadi gelatin :


· Proses pengasaman yang dipelajari Reich. Pada dasarnya kolagen diasamkan hingga mencapai pH 4 lalu dipanaskan secara bertahap dari suhu 50o hingga mendidih menjadi kolagen yang terlarut dan terdenaturasi. Lalu kolagen yang terdenaturasi (gelatin) dimurnikan dan dikonsentrasikan dengan vacuum evaporation atau dengan perlakuan membran ultra-filtration lalu dikeringkan dengan melewatkan udara kering di seluruh permukaan gel.


· Proses alkali yang dipelajari secara detail oleh Cole dan Roberts yang digunakan untuk sumber kolagen yang bersumber dari hewan berumur tua. Hidrolisis alkali rantai sisi asparagine and glutamine menjadi asam glutamic dan aspartic berlangsung cepat. Setelah proses alkali kolagen dibersihkan dari alkali dengan perlakuan asam hingga mencapai pH yang diinginkan sesuai dengan kekuatan dan viskositas produk. Kolagen lalu didenaturasi menjadi gelatin dengan pemanasan. Proses selanjutnya sama dengan proses asam yaitu vacuum evaporation, penyaringan, pengentalan, pengeringan, penggilingan, dan penghalusan.


Gelatin adalah medium tumbuh yang baik untuk pertumbuhan banyak bakteri sehingga dalam pembuatan kecap keong mas ini diperlukan perawatan ekstra untuk menghindari kontaminasi.


Gelatin juga digunakan untuk menmbah aroma dan rasa pada produk daging dan dalam proses pengentalan memberikan hasil yang berkilau. Konsumsi gelatin hingga 10g/hari dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kekuatan kuku secara signifikan dan juga meningkatkan pertumbuhan rambut. (Bailey, 1998).


Selanjutnya, selain nanas dan gelatin, dalam pembuatan kecap keong mas ini digunakan juga pekak, ketumbar, bawang putih, lengkuas, kunyit, salam, serai, garam, dan vetsin yang berfungsi untuk menimbulkan aroma dan menambah cita rasa dari kecap itu sendiri. Keluwak digunakan sebagai penambah warna hitam, keluwak dipilih yang baunya tidak aneh atau menyimpang agar aroma dari kecap manjadi sedap.


Setelah semua langkah pembuatan kecap dilakukan, kecap dapat langsung dikemas dalam bentuk kecap cair, setelah pengemasan dilakukan pasteurisasi agar kecap dalam kemasan steril atau bersih. Jika ingin kecap lebih tahan lama tanpa menggunakan bahan pengawet, sebelum kecap cair dikemas, kecap dikristalkan terlebih dahulu melalui penguapan air yang terkandung di dalam kecap. Agar penampilan kecap lebih baik dan halus, kecap diblender atau ditumbuk. Jika ingin menggunakan kecap instan ini, tinggal tambahkan air sesuai selera.


Cara pembuatan kecap di atas terbilang mudah dan sederhana. Dengan cara pembuatan yang sederhana dan modal yang tak besar karena bahan baku tersedia gratis, masyarakat dapat memanfaatkan hama itu untuk membuat kecap dan memperoleh penghasilan tambahan. Kecap keong mas ini pun dapat dijadikan komoditi ekspor non migas, sehingga selain menguntungkan masyarakat juga dapat menguntungkan negara, karena dapat meningkatkan nilai ekspor negara.


Terlebih lagi kecap dari keong mas ternyata memiliki protein yang lebih tinggi dibandingkan kecap dari bahan kedelai. Kecap dari keong mas mempunyai protein sebesar 5 persen dari berat basah, sedangkan kecap kacang kedelai hanya 2-3 persen dari berat basah. Dengan demikian, daerah yang penghasilan per kapitanya sangat kecil dan konsumsi proteinnya kurang, dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dari kecap itu. Kandungan nutrisi dari keong mas per 100 gram yaitu:


Energi = 83 kalori


Protein = 12,2 gram


Lemak = 0,4 gram


Karbohidrat = 6,6 gram


Fosfor = 61 mg


Sodium = 40 mg


Potassium = 17 mg


Riboflavin = 12 mg


Niacin = 1,8 mg


Kandungan nutrisi lainnya: Vit C, Zinc, Cu, Mn, dan Yodium (Sebastian, 2001).


Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, kecap keong mas ini tidak menyisakan bahan buangan, karena limbah proses pengolahan kecap dari keong mas yang berupa cangkang atau kulit keong dan ampasnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan ternak.










4.4 Keuntungan Kecap Keong Mas


Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui beberapa keuntungan pengolahan hama keong mas menjadi kecap keong mas, yaitu:


a. Pembuatan kecap keong mas merupakan pemberantasan hama keong mas yang dilakukan secara alami dan ramah lingkungan, sehingga sedikitpun tidak mencemari lingkungan.


b. Pemberantasan hama keong mas dapat mengurangi keresahan para petani yang selama ini melanda.


c. Keong mas dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pembuatan kecap.


d. Pembuatan kecap menjadi lebih mudah dan menguntungkan karena keong mas jumlahnya melimpah dan tersedia secara gratis.


e. Kecap keong mas mengandung protein tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat, terutama bagi masyarakat yang pendapatan per kapitanya rendah.


f. Turut mendukung visi pemerintah dalam “Indonesia Sehat 2010”.


g. Kecap keong mas apat dijadikan sebagai komoditi ekspor non migas. Hasilnya dapat membantu perekonomian negara karena dapat meningkatkan nilai ekspor negara.


h. Pengolahan keong mas menjadi kecap tidak menghasilkan bahan buangan karena limbah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan ternak.


















BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN










5.1 Kesimpulan


Keresahan para petani mengenai penyerangan hama keong mas ke pesawahan yang selama ini menghantui setidaknya dapat diatasi yang tidak hanya melalui penanganan dan pengendalian hama dengan konsep pengentasan, tetapi dengan perkembangan teknologi saat ini ternyata hama keong mas itu dapat dikendalikan sekaligus dimanfaatkan. Hasilnya adalah produk kecap cair atau kecap instan.


Cara pembuatan kecap itu terbilang mudah dan sederhana. Secara garis besar, pembuatannya meliputi reaksi enzimatis, pengkalduan keong mas dengan penambahan bumbu pembuat kecap seperti pekak, adas, bawang putih, garam, keningar, dan gula merah.


Proses penginstanan dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air sampai terbentuk kristal. Agar penampilan lebih baik dan hasilnya halus, kristal tersebut diblender atau ditumbuk. Jika ingin mengonsumsinya tinggal ditambahkan air atau juga dapat dikemas dalam bentuk cair, namun harus ditambah bahan pengawet. Kecap keong mas instan tersebut dapat bertahan hingga satu tahun tanpa pengawet.


Dengan cara pembuatan yang sederhana dan modal yang tak besar-karena bahan baku tersedia gratis, masyarakat dapat memanfaatkan hama itu untuk membuat kecap dan memperoleh penghasilan tambahan.


Terlebih lagi kecap dari keong mas ternyata memiliki protein yang lebih tinggi daripada kecap dari bahan kedelai. Kecap dari keong mas mempunyai protein sebesar 5 persen dari berat basah, sedangkan kecap kacang kedelai hanya 2-3 persen dari berat basah. Dengan demikian, daerah yang penghasilan per kapitanya sangat kecil dan konsumsi proteinnya kurang, dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dari kecap itu.


5.2 Saran


Dari hasil penulisan karya tulis ini diharapkan ada upaya antisipasi terutama dari pemerintah dan para cendekia dalam menanggulangi hama keong mas melalui pendayagunaan hama keong mas sebagai bahan alternatif pembuatan kecap. Tindakan yang mungkin dapat dilakukan yaitu:


a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai dampak negatif dari penggunaan bahan kimia dalam memberantas hama keong mas.


b. Menganjurkan kepada masyarakat untuk mendayagunakan hama keong mas sebagai bahan alternatif kecap.


c. Memberikan hasil karya tulis ini sebagai bahan rekomendasi untuk memasukkan topik “Pendayagunaan Hama Keong Mas dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan” sebagai salah satu sub pokok bahasan dalam pokok bahasan “Pelestarian Lingkungan dan Sumber Daya Alam” yang diajarkan di bangku sekolah menengah umum maupun sekolah lanjutan agar siswa mengetahui manfaat dari keong mas dan dampaknya terhadap banyak bidang.








DAFTAR PUSTAKA






Anonim. (1998, 30 April). The Golden Apple Snail in The Rice Fields of Asia. [Online] Tersedia: http://www.knowledgebank.irri.org/troprice/ golden_apple_ snail.htm. [10 Maret 2004]






Anonim. (2 Januari 2004). Hama Tanaman Padi. [Online] Tersedia: http://www. knowledgebank.irri.org/regionalSites/indonesia/docs/bukletHama3RIR.pdf.[25 Maret 2004]






Anonim. (2002). Padi. [Online]. Tersedia: http://www.iptek.net.id/ind/cakra_obat/ tanamanobat.php?id=123.[28 Maret 2004]






Anonim. (2004, 12 Februari). Keong Mas Serang Padi. Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1103/16/1002.htm. [25 Maret 2004]






Anonim. (2004, 15 Januari). Ratusan Hektar Lahan Padi Diserang Hama Keong Mas. [Online] Tersedia: http://www.sinarharapan.com.[25 Maret 2004]






Anonim. (2004, 2 Januari). Keong Mas Serang Tanaman Padi. [Online] Tersedia: http://www.suaramerdeka.com. [25 Maret 2004]






Arp. (2003, 10 April). Keong Mas Masih Ganggu Petani. [Online] Tersedia: http://www.sriwijaya post.com. [25 Maret 2004]






Bailey, AJ. (1998). Gelatin. [Online] Tersedia: http://www. GelatinFood Science.com.[25 Maret 2004]






Indrawati, Tanty et al. (1983). Pembuatan Kecap Keong Sawah dengan Menggunakan Enzim Bromelin. [Online]. Tersedia: http://www.iptek.net.id/ind/ warintek/Pengolahan_pangan_idx.php?doc=6a9. [10 Maret 2004]






Lamarck. (1801). Golden Apple Snail Classification. [Online] Tersedia: http://memorias.ioc.viocruz.br/1992p.html.[25 Maret 2004]






Pratomo,YA. (2003, 1 April). Dosen Untag Olah Hama Keong Mas Jadi Kecap. Kompas [Online]. Tersedia: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/ 01/jatim/233824.htm [10 Maret 2004]






Quigley, M. (1980). Invertebrates of Streams and Rivers. London: Edward Arnold.






Rusar,RJ. (1998). Gelatin and Protein Digestion. [Online] Tersedia: http://www. proteinbrom.htm. [25 Maret 2004]






Sebastian,L. (2002). Management Options for the Golden Apple Snail. [Online]. Tersedia: http://www.applesnail.net/pestalert/management_guide/pest_ manage-ment. php#biological_control. [10 Maret 2004]






Yatim,W. (2000, 1 September). Enzim. Kompas [Online]. Tersedia: http://www. kompas.com. [25 Maret 2004]




















Demikianlah Info postingan berita Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS

terbaru yang sangat heboh ini Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang Contoh Makalah PENDAYAGUNAAN HAMA KEONG MAS dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2016/11/contoh-makalah-pendayagunaan-hama-keong.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: