Contoh Makalah Limbah B3

Contoh Makalah Limbah B3 - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul Contoh Makalah Limbah B3, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : Contoh Makalah Limbah B3
Link : Contoh Makalah Limbah B3
Contoh Makalah Limbah B3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG


Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industry, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi. Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industry, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negative dari pertumbuhan industry tersebut sangat kurang.


Para pelaku industry kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik bagi masyarakat umum, terlebih dapat menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar. Limbah padat yang dihasilkan oleh industry-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industry tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat khususnya limbah yang berupa bahan berbahaya dan beracun (B3)

B. RUMUSAN MASALAH


- Apakah definisi dari limbah B3?


- Apa saja dampak limbah B3 terhadap lingkungan dan makhluk hidup?


- Bagaimana cara mengolah limbah B3?


C. TUJUAN


- Mengetahui definisi limbah B3


- Mengetahui dampak limbah B3 terhadap lingkungan dan makhluk hidup


- Mengetahui cara mengolah limbah B3


BAB II


PEMBAHASAN


A. LIMBAH B3


1. Pengertian Limbah


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestic (rumah tangga atau lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia organic dan anorganik.


2. Pengertian Limbah B3


Menurut BAPEDAL (1995) limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.


Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah, limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/ atau beracun yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan hidup, dan/ atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.


Sehingga dari definisi di atas, suatu limbah dapat digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.


3. Klasifikasi Limbah B3


a. Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organic yang stabil dan mudah menguap.


b. Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.


c. Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organic berupa lumpur dari hasil proses tersebut.


d. Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic dimana padatan/ lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung bahan organic.


4. Karakteristik Limbah B3


Limbah B3 dikarakteristikan berdasarkan beberapa parameter, yaitu total solids residue (TSR), kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids (VR), kadar air (sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan senyawa kimia).


Adapun karakteristik limbah B3, yaitu:


a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.


b. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.


c. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.


d. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut.


e. Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.


f. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk bersifat basa.


B. DAMPAK LIMBAH B3


1. Dampak Limbah B3 Terhadap Pencemaran Lingkungan dan Kehidupan Manusia.


Kegiatan masyarakat dalam rumah tangga dapat menimbulkan sisa atau limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) bagi manusia, makhluk hidup lain, lingkungan secara keseluruhan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pembersih di rumah tangga, pelumas kendaraan, obat nyamuk, semprotan nyamuk, sisa obat-obatan, pewarna rambut, bahan campuran pembuat makanan, makanan kadaluarsa, racun serangga atau pestisida, pupuk kimia, bola lampu, pecahan kaca, limbah elektronik, serta limbah lainnya yang biasa digunakan keluarga.


Limbah B3 masuk ke lingkungan melalui media air, tanah, udara, dan hewan/ biota yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan seketika, teratur dan tidak teratur. Limbah B3 meracuni makhluk hidup melalui rantai makanan sehingga menyebabkan organism (tumbuhan, hewan, dan manusia) terpapar oleh zat-zat beracun.


2. Dampak Limbah B3 Terhadap Kesehatan Manusia


Dengan karakteristik yang dimilikinya, B3 mempengaruhi kesehatan manusia dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan, kebakaran, reaktif, dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksik akut dan kronis) bagi manusia.


Zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuh manusia melalui:


a. Oral yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit mencapai peredaran darah


b. Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran darah


c. Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah


d. Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran darah.


Ada 4 proses yang dialami bahan beracun di dalam organisme, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan sekresi. Untuk mengetahui efek negatif bahan toksikan tersebut di dalam tubuh, perlu diketahui perihal zat toksik dan sistem biologis manusia serta interaksi antara keduanya. Zat toksik akan dibawa oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh dan kemudian mengganggu organ tubuh antara lain:


Keracunan neurotaksik, zat toksik akan dibawa menuju otak, atau zat toksik akan ditimbun dan diproses pada jaringan lemak, otot, tulang, syaraf, liver, pankreas, usus dan kemudian setelah melalui proses- sisanya akan disekresikan ke luar tubuh.


3. Pengaruh Limbah B3 Terhadap Makhluk Hidup


Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu:


a. Efek akut dapat menimbulkan akibat berupa kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio vasculer, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian.


b. Efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi.


Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh adalah:


a. Ginjal (umumnya disebabkan zat toksik Cadmium


b. Tulang (umumnya disebabkan zat toksik Benzene


c. Otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury


d. Liver (umumnya disebabkan zat toksik Carbon – Tetrachlorida)


e. Paru-paru (umumnya disebabkan zat toksik Paraquat)


f. Mata (umumnya disebabkan zat toksik Khloroquin).


Selain itu, dikenal juga efek yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi.


Adapun dampak limbah B3, menurut senyawa kimiawi adalah sebagai berikut:


a. Kadmium (Cd)


Sebagian Cd yang diabsorbsi tubuh akan mengumpul di dalam ginjal, hati dan sebagian dibuang keluar melalui saluran pencernaan. Keracunan Cd dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah menjadi tinggi yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan ginjal.


b. Timbal, Timah Hitam (Pb)


Timbal terdapat di air, tanah, tanaman, hewan dan udara. Zat ini terbentuk akibat aktifitas manusia seperti pembakaran batu bara, sampah, penyemprotan pestisida, asap pabrik dan akibat pembakaran bensin di kendaraan. Timbal dan senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf dengan ciri-ciri keracunan, yaitu pusing, anemia, lemah dan yang paling berbahaya adalah pengaruhnya terhadap sel darah merah. Timbal dapat mengubah ukuran dan bentuk sel darah merah.


c. Merkuri (Hg)


Gejala keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur dan daya pendengaran menurun. Selain itu orang yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan diare. Kematian dapat terjadi pada kondisi tubuh yang makin
melemah. Wanita yang hamil akan melahirkan bayi yang cacat.


Dengan konsentrasi dari kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penangan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.


C. CARA MENGOLAH LIMBAH B3


Tujuan pengelolaan limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.


Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/ usaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanaat, pengelola dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.






1. Pengelolaan Limbah B3


Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:


a. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.


b. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.


c. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir


d. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr


2. Metode Pembuangan Limbah B3


a. Sumur dalam atau sumur injeksi (deep well injection)


Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air.





















Gambar Sumur Injection


Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.


b. Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments


Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus bagi limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.


c. Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills


Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tingkat tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 dimasukkan kedalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Metode secure landfill merupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.









BAB II


KESIMPULAN


A. KESIMPULAN


- Limbah B3 adalah bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.


- Dampak limbah B3, yaitu dapat mempengaruhi kesehatan manusia dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan, kebakaran, reaktif, dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksik akut dan kronis) bagi manusia. Selain itu limbah B3 meracuni makhluk hidup melalui rantai makanan sehingga menyebabkan organism (tumbuhan, hewan, dan manusia) terpapar oleh zat-zat beracun.


- Pengolahan limbah B3 dapat menggunakan proses kimia, fisika, stabilisas/solidifikasi, dan insinerasi dengan menggunakan metode Sumur dalam atau sumur injeksi (deep well injection), Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments, Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills




Demikianlah Info postingan berita Contoh Makalah Limbah B3

terbaru yang sangat heboh ini Contoh Makalah Limbah B3, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang Contoh Makalah Limbah B3 dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2016/11/contoh-makalah-limbah-b3.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: