CUT NYAK DIEN

CUT NYAK DIEN - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul CUT NYAK DIEN, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : CUT NYAK DIEN
Link : CUT NYAK DIEN
Siapakah Cut Nyak Dien itu ? Cut Nyak Dien adalah seorang pahlawan pejuang kemerdekaan yang lahir pada tahun 1850 di Lampadang, Aceh Besar. Ayahnya adalah seorang Hulubalang VI Nukim, seorang Aceh keturunan Minangkabau. Setelah dewasa Cut Nyak Dien menikah dengan seorang laki-laki bernama TUANKU CEK IBRAHIM LAMNGA

Pada awal-awalnya Cut Nyak Dien membangun sebuah rumah tangga bersama Tuanku Cek Ibrahim LAMNGA hubungan kerajaan Aceh dengan penjajah Belanda sangat tidak baik. Hal ini terjadi karena penjajah Belanda bersikeras untuk menaklukan kerajaan Aceh dengan cara-cara sesuai yang dikehendaki oleh Belanda. Akibatnya pertempuran terjadi dimana-mana. Para pejuang menentang para penjajah banyak yang gugur di medan perang. Salah satunya adalah Tuanku Cek Ibrahim Lamnga, suami tercinta Cut Nyak Dien yang gugur pada tahun 1870. Dan pada puncaknya, tepat pada tahun 1873 saat Cut Nyak Dien berusia 23 th, pertempuran hebat antara kerajaan Aceh dengan penjajah Belanda kembali tak dapat dihindarkan lagi.

Karena pertempuran antara pejuang Aceh dan penjajah belanda dengan kekuatan yang tidak seimbang itu, akhirnya pada tahun 1875 daerah VI nukim dapat diduduki oleh pasukan Belanda. Untuk menyelamatkan diri, sambil membawa dendam Cut Nyak Dien yang sudah janda bersama seorang anak yang masih kecil terpaksa mengungsi ketempat lain.

Ditempat yang baru janda Cut Nyak Dien mulai lagi menyusun kekuatan. Beliau telah bersumpah apapun keadaanya akan tetap berjuang melawan penjajah demi mewujudkan kemerdekaan. Dulu almarhum suaminya adalah seorang ahli strategi dalam emmimpin perang melawan Belanda. Hal itu ternyata diwarisinya.

Dalam perjalanan berikutnya karena janda Cut Nyak Dien sudah merasa mampu menyusun kekuatan, tepat pada bulan Februari 1878 ketika Belanda datang lagi untuk menyerang, janda Cut Nyak Dien bersama para pengikutnya secara serempak segera menyambutnya. Belanda yang menyerang dengan tembakan-tembakan meriam dari atas kapal, pasukan. Cut Nyak Dien tetap bertahan sekuat tenaga. Sambil bertahan juga membalas serangan dengan cara menyusup ke pos-pos Belanda. Hasilnya, penjajah Belanda dipaksa untuk meninggalkan tempat. Untuk sementara waktu Belanda harus rela menyingkir dalam menghadapi balasan serangan pejuang Aceh di bawah pimpinan janda Cut Nyak Dien ini.

Pada tahun 1880 janda Cut Nyak Dien melaksanakan perkawinan untuk kedua kalinya, kali ini pria yang menjadi pilihannya adalah Tuanku Umar. Tuanku Umar juga tercatat sebagai seorang pejuang Aceh yang tidak kenal lelah. Beliau juga terkenal sebagai pemimpin yang memiliki keahlian mengatur strategi dalam peperangan. Pendek kata sifat-sifat dan keberanian yang dimiliki oleh Teuku Umar tidak jauh beda dengan sifat yang dimiliki oleh Tuanku Cek Ibrahim Lamnga. Memang hanya sekedar untuk diketahui Tuanku Umar adalah keponakan Tuanku Cek Ibrahim Lamnga yang telah almarhum. Dengan kata lain pada tahun 1880 janda Cut Nyak Dien kawin untuk kedua kalinya dengan mantan keponakannya sendiri.

Setelah Cut Nyak Dien hidup berumah tangga bersama Tuanku Umar, kehidupan mereka tidak terlepas dari suasana perang yang harus dihadapi. Boleh dikata tiada hari tanpa perang melawan penjajah Belanda. Kenyataan ini membuat penjajah Belanda semakin pusing. Kehidupan sepasang suami istri yang sama-sama memiliki semangat berjuang untuk mengusir penjajah itu membuat pasukan Belanda dibuat kalang kabut.

Rupanya sikap penjajah Belanda juga tidak mudah menyerah dan berputus asa. Semakin banyak mendapat serangan balasan dari para pejuang semakin gigih mereka berusaha menggempurnya kembali.

Pada tahun 1893, setelah 13 tahun lamanya Cut Nyak Dien menyatu bersama Tuanku Umar tiba-tiba Tuanku Umar menyerah kepada Belanda. Bahkan sikap Tuanku Umar tidak sekedar menyerah tetapi malah bergabung menjadi pasukan Belanda. Tentu saja hal ini membuat bingung dan cemas bagi para pejuang lain yang masih konsisten dengan tekadnya untuk membela tanah air.

Tetapi rupanya hal itu hanyalah sebuah tipu muslihat belaka yang perlu dilakukan oleh Tuanku Umar. Terbukti beberapa saat berikutnya setelah Tuanku Umar mengetahui persis strategi perang yang harus dilakukan oleh para penjajah Belanda, bahkan setelah Tuanku Umar berhasil merampas dan mengetahui pos-pos gudang senjata milik penjajah, beliau segera berbalik sikap. Baginya lawan tetap lawan. Lawan menjadi kawan hanyalah sikap berpura-pura. Hal ini terbukti setelah Tuanku Umar berhasil merampas berbagai jenis senjata dari tangan penjajah, beliau bersama pejuang Aceh kembali menyerang dan memporak-porandakan beberapa benteng yang dikuasai oleh para penjajah. Pada puncaknya tepat pada tanggal 11 Februari 1899 Tuanku Umar bersama pejuang Aceh serempak mengobarkan peperangan yang Maha hebat. Pertempuran yang terjadi di Meulaboh itu menyebabkan banyak pasukan dan pemimpin perang pihak Belanda menemui ajal. Hanya yang paling disayangkan, di dalam pertempuran itu meski pasukan Belanda banyak yang tewas Tuanku Umar juga mengalami nasib yang tidak menguntungkan. Beliau gugur dalam medan perang saat kemerdekaan yang beliau cita-citakan belum terwujud. Dan akibat gugurnya Tuanku Umar itu kini Cut Nyak Dien dipaksa harus menjadi janda seorang pahlawan kusuma bangsa untuk kedua kalinya.

Atas gugurnya Tuanku Umar ini membuat dendam Cut Nyak Dien kepada Belanda semakin membara. Karena itu meski usianya sudah menjelang udzur, beliau bertekad menggantikan kedudukan suaminya. Cut Nyak Dien memimpin perlawanan secara bergerilya ke berbagai daerah. Keyakinannya untuk berjuang menumpas penjajah Belanda tumbuh semakin menggelora.

Rupanya di tengah-tengah semangat juangnya yang berkobar ternyata ada salah seorang pengikutnya yang berjiwa pengecut. Dalam sebuah peperangan, salah seorang pengikutnya yang pengecut itu melapor kepada Belanda untuk menunjukan tempat peresembunyian Cut Nyak Dien. Sudah barang tentu orang yang munafik itu mendapat sejumlah uang dan hadiah dari Belanda. Dan akibat dari tindak munafik dari pengikutnya sendiri itu akhirnya Cut Nyak Dien dapat ditangkap oleh pasukan musuh.

Begitu tertangkap janda pejuang yang banyak jasanya itu langsung dibuang dan dipenjarakan ke Sumedang Jawa Barat. Bertahun-tahun beliau harus hidup dalam penjara. Berikutnya seiring dengan usianya yang semakin tua, pada tanggal 6 Nopember 1908 beliau wafat dengan iringan doa dan harapan untuk merdeka. Itulah perjalanan hidup dan perjuangan pahlawan pejuang wanita yang namanya tercatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah kita.


Demikianlah Info postingan berita CUT NYAK DIEN

terbaru yang sangat heboh ini CUT NYAK DIEN, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang CUT NYAK DIEN dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2013/11/cut-nyak-dien.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: