SULTAN DOMAS

SULTAN DOMAS - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul SULTAN DOMAS, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : SULTAN DOMAS
Link : SULTAN DOMAS
CERITA DARI LAMPUNG

Adalah seorang pemuda sebatang kara. Tidak bersanak tak bersaudara. Ia hidup di sebuah desa di pinggir sungai. Desa itu sekarang berada di wilayah kota Sukadana Lampung Selatan.

Kehidupan sehari-hari pemuda sebatang kara itu sungguh menyedihkan. Ia tinggal di sebuah gubug. Untuk mempertahankan hidupnya ia hanya dapat mengail ikan di sungai. Kadang-kadang mengambil kayu dari hutan untuk dijual ke kota. Dan karena kemiskinannya itulah maka ia banyak di hina orang-orang di sekitarnya.
Pada suatu hari ia pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Tetapi begitu pulang dari hutan dengan membawa kayu bakar, betapa hancur perasaan hatinya. Hal itu terjadi karena begitu pulang dari hutan, gubugnya yang terletak di pinggir sungai sudah tinggal bekasnya. Ketika ia berada di tengah hutan rumah gubug itu sengaja dibakar oleh orang yang tak dikenal. Begitulah nasib yang dialami seorang pemuda sebatang kara yang ternyata bernama DOMAS itu.

Setelah gubugnya terbakar, dalam keadaan bersedih ia beristirahat di bawah sebuah pohon dekat bekas tempat gubugnya itu. Karena kebetulan angin berembus sepoi-sepoi tanpa disadari si Domas tertidur di bawah pohon. Dan di saat ia tertidur di bawah pohon itulah si Domas bermimpi.

“He .... anak muda .... pergilah kamu ke arah selatan. Di sana kamu akan menemui sebuah hutan yang ada sungainya mengalir jernih. Di situlah kamu menetap.” kata salah seorang laki-laki tua beruban putih dan berjenggot panjang dalam mimpinya.

Tanpa berpikir panjang keesokan harinya si Domas berangkat ke arah selatan sesuai dengan pesan yang diterima dalam mimpinya. Setelah mengembara berhari-hari dengan berbagai rintangan yang harus dihadapi sampailah ia pada sebuah hutan dengan pohonnya yang besar-besar. Setelah diyakini daerah itu sesuai pesan dalam mimpinya, ia pun berhenti dan menetap di tempat itu. Dicarinya kayu-kayu yang dapat digunakan untuk membuat gubug. Setelah kayu terkumpul didirikanlah sebuah gubug di pinggir sungai.

Setelah berhasil mendirikan gubug ia pun melanjutkan niatnya untuk membuka lahan pertanian. Dan ternyata semua usaha yang dilakukan berhasil dengan baik. Kini si Domas hidup secara layak. Hatinya lebih tentram dan senang dibandingkan ketika masih hidup di tempat yang lama. Dulu ia sering dihina dan dikucilkan bahkan gubugnya sempat dibakar. Kini hal itu tidak lagi ia rasakan. Meski hidup seorang diri di pinggir sungai ia tidak lagi pernah mengeluh. Hasilnya bercocok tanam dan mengail ikan di sungai sudah cukup untuk makan sehari-hari.

Pada suatu hari ketika ia sedang tidur seorang diri, dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang laki-laki beruban dan berjenggot panjang. Sama seperti ketika bermimpi dulu di tempat tinggalnya yang dulu. Dalam mimpinya itu ia mendapat pesan supaya mau bersemedi atau bertapa di suatu tempat.
 
Begitu terbangun dari tidur ia segera melakukan perintah yang diterima melalui mimpi. Ia segera bertapa ke sebuah gua kecil di pinggir hutan. Setelah ia bertapa beberapa hari ternyata di dekatnya tiba-tiba dijumpai sebuah pedang dan sebuah tongkat kayu berbentuk ular. Pedang dan tongkat pun diambilnya kemudian dibawa pulang. Iapun kembali menekuni hidupnya seorang diri dalam gubug di pinggir sungai.

Pada perkembangan berikutnya maka lama kelamaan makin berubah. Kampung yang semula hanya didiami oleh si Domas seorang diri akhirnya ramai juga. Mereka berdatangan dari tempat yang lain, kemudian mengikuti jejak si Domas. Karena mereka banyak menerima pertolongan dari si Domas, akhirnya si Domas pun dinobatkan sebagai seorang yang dihormati. Mereka bahkan menyebut si Domas sebagai seorang sultan. Jadilah si Domas yang semula miskin dan terhina kini menjadi sultan Domas.

Namun keadaan hidup itu selalu berubah-ubah. Orang-orang yang pernah ditolong tidak selamanya mampu membalas budi dengan jasa yang baik. Terbukti mereka yang pernah ditolong oleh Sultan Domas, mereka tidak mau membalas dengan kebaikan pula.

Pada suatu hari sultan Domas pergi ke sungai untuk mencari ikan. Di saat itu tiba-tiba datanglah lima orang ke rumah sultan Domas dengan tujuan yang jahat, yaitu ingin mencari sebilah pedang milik sultan Domas beserta sebuah tongkatnya. Setelah kedua barang yang diincar itu ditemukan mereka bermaksud membakar rumah milik sultan Domas itu.

Ketika menyalakan api untuk membakar rumah, api tidak mau menyala. Batallah niat mereka. Dan kelimanya bermaksud pulang. Tetapi ketika baru selangkah maju, di pintu depan mereka dihadang oleh seekor ular yang sangat besar. Kelimanya berbalik arah melalui pintu belakang. Namun lagi-lagi keanehan pun muncul, yaitu di pintu belakang telah dihadang oleh buaya besar yang sangat ganas. Akhirnya orang-orang tersebut hanyalah gemetar ketakutan di dalam rumah hingga akhirnya si Domas datang dari sungai.
 
Melihat kedatangan tuan rumah kelima orang yang sudah membawa pedang dan tongkat itu semakin ketakutan. Karena sudah terlanjur kepalang basah, mereka bermaksud melawan si tuan rumah sultan Domas. Akan mereka keroyok bersama-sama biar mampus sekalian.

Anehnya, lagi-lagi keajaiban pun muncul. Kelima orang yang bermaksud jahat itu mendadak kaku tak dapat bergerak. Mulut mereka pun terasa seperti terkunci. Mereka hanya mampu saling memandang tanpa mampu berbuat sesuatu. Mereka baru bisa bergerak dan berbicara setelah sultan Domas mengusap punggung mereka satu persatu.

“Ada apa kalian ke sini?” tanya sultan Domas menunjukkan keramahannya.

“Maaf ... maaf ..., Tuan. Kami berlima minta maaf.” jawab mereka bersamaan.

“Apa yang kalian lakukan?”

Mereka berlima secara jujur kemudian menceritakan kedatangan mereka masing-masing. Tetapi begitu mendengar cerita mereka yang jujur itu sultan Domas tidak marah atau sakit hati. Malah sebaliknya. Dengan sikap tetap menunjukkan keramahannya sultan Domas segera memberi maaf. Selanjutnya karena hari sudah malam, kelima orang itu diminta menginap di rumah sultan Domas. Paginya setelah dijamu ala kadarnya barulah mereka berlima pulang ke rumah masing-masing.

Sejak kejadian itu kebaikan dan kesaktian sultan Domas cepat sekali tersebar ke mana-mana. Akibatnya tiap hari makin banyak orang yang berdatangan untuk hidup berdekatan dengan sultan Domas. Sehingga dalam waktu tidak terlalu lama kampung di pinggir sungai yang semula hanya dihuni oleh sultan Domas seorang diri itu makin lama makin ramai.
 
Setelah berkembang menjadi tempat tinggal yang ramai, secara serentak Sultan Domas secara ramai-ramai pula diangkat sebagai sesepuh atau pemimpin.. Itulah sekedar cerita yang terjadi di daerah Sumatra Selatan. Tepatnya di daerah Lampung. Bahkan kini makam sultan Domas yang terletak di desa Sidomukti Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Tengah itu tetap dikeramatkan karena diyakini bahwa sultan Domaslah orang pertama yang membuka dan tinggal di daerah tersebut.


Demikianlah Info postingan berita SULTAN DOMAS

terbaru yang sangat heboh ini SULTAN DOMAS, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang SULTAN DOMAS dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2010/05/sultan-domas.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: