NYI AGENG SERANG

NYI AGENG SERANG - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul NYI AGENG SERANG, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : NYI AGENG SERANG
Link : NYI AGENG SERANG
Nyi Ageng Serang adalah seorang tokoh pe-juang wanita. Beliau lahir pada tahun 1752 dengan nama asli RADEN KUSTIAH RETNO EDI. Ayah-nya seorang bangsawan yang patriotik bernama Pa-ngeran NOTOPROJO. Pada masa Pangeran Mang-kubumi mengangkat senjata melawan Belanda, Pa-ngeran Notoprojo diangkat menjadi salah satu panglima perang. Karena jasanya itu beliau kemudian diangkat menjadi Bupati Serang yang kemudian terkenal dengan sebutan Panembahan Serang. Berkedudukan disebuah daerah terpencil sekitar 40 km sebelah utara kota Solo.

Saat berlangsung peperangan antara Pangeran Mangkubumi dengan penjajah Belanda, peperangan berakhir dengan lahirnya per-janjian Giyanti yang ditanda tangani pada tahun 1755. Dari lahirnya perjanjian Giyanti akhirnya Pangeran Mangkubumi naik tahta menjadi Sultan Hamengkubuwono I yang berkedudukan di Yogyakarta.

Dalam perjalanan berikutnya setelah Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I berkuasa dan berkedudukan di Yogyakarta, ternyata ada juga beberapa Bupati yang tidak menyetujui adanya perjanjian Giyanti tersebut. Dan celakanya kenyataan itu di-ketahui juga oleh Belanda.

Mengetahui kenyataan seperti itu Belanda tidak menyia-nyiakan kesempatan. Belanda segera melakukan peperangan terhadap kedudukan Sultan Hamengkubuwono sebagai seorang raja. Mendapatkan penyerang-an ini tentunya pihak Sultan Hamengkubuwono tidak tinggal diam. Pihak kerajaan pun melakukan pembalasan. Maka terjadilah pertempuran me-lawan Belanda di mana-mana.

Di saat terjadi perang besar-besaran melawan Belanda yang pada waktu itu Raden Ajeng Kustiah Retno Edi sudah mulai beranjak dewasa, meski seorang wanita beliau juga tidak tinggal diam. Sebagai seorang putri bupati beliau segera ambil bagian untuk mengangkat senjata me-lawan Belanda. Tetapi karena memang pasukan Belanda mempunyai per-senjataan yang lebih lengkap, maka perjuangan selalu dimenangkan oleh pihak Belanda. Dan sialnya Raden Ajeng Kustiah Retno Edi yang sudah bergabung berperang melawan Belanda, beliau ditangkap dan dibawa ke Yogyakarta.

Tidak lama berikutnya, setelah Raden Ajeng Kustiah Retno Edi yang juga terkenal dengan sebutan Nyi Ageng Serang hidup dalam peng-asingan di Yokyakarta, kemudian tidak lama berikutnya dikembalikan lagi ke Serang. Selama berada di Serang untuk sementara waktu beliau hidup dengan tenang sebagai pemimpin masyarakat dengan tetap memen-dam hasratnya untuk mengusir penjajah Belanda dari bumi Nusantara.

Menjelang abad ke-18 penjajah Belanda semakin menunjukkan ketamakannya dalam menjajah bangsa Indonesia. Campur tangan para penjajah Belanda terhadap kekuasaan raja-raja di Jawa baik di Surakarta maupun di Yogyakarta semakin tampak. Raja-raja di Jawa, dibuat mun-dur dan kehilangan taring dalam melindungi rakyatnya. Itulah sebabnya gerakan anti terhadap kolonial Belanda semakin besar dan berani. Dan sebagai puncak kegiatan anti terhadap kolonial Belanda adalah meletus-nya perang yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro pada tahun 1825.

Di saat meletusnya perang Diponegoro yang berlangsung selama 5 tahun mulai tahun 1825-1830 ini Raden Ajeng Kustiah Retno Edi atau Nyi Ajeng Serang telah berusia lanjut. Yaitu berusia 73 tahun. Namun demikian, meski usianya telah lanjut Nyi Ageng Serang tetap ikut memimpin perang melawan Belanda di Purwodadi, Semarang, Demak, Kudus, Juwana dan Rembang. Beliau yang sudah adzur ini tetap terlibat didalam. Bahkan Nyi Ageng Serang pernah memimpin pasukannya sen-diri bergerilya melawan Belanda disekitar desa BEKU Kabupaten Kulon-progo. Juga pernah berperang bersama pasukannya melawan Belanda. Karena memang usianya yang sudah lanjut, kemanapun beliau berke-hendak pergi selalu diusung dengan tandu oleh para tentara yang setia kepadanya. Ketika waktu berjalan terus, peperangan melawan penjajah Be-landa tak ada henti-hentinya prajurit Indonesia masih giat-giatnya di-bawah Pangeran Diponegoro menyerang benteng-benteng Belanda, di saat itu pula Raden Ajeng Kustiah Retno Edi menepati usianya yang ke-76, wanita tua yang berjiwa pejuang itu jatuh sakit. Tidak lama kemudian wafat dengan tenang dalam mengakhiri kehidupannya. Atas wafatnya wanita tua pejuang itu jasadnya dikebumikan di desa BEKU. Tempat ini dipilih karena RA Kustiah Retno Edi pada masa perjuangannya pernah memimpin gerilya melawan Belanda di desa ini. Itulah sekilas ringkas riwayat hidup dan perjuangan panjang si pejuang wanita Raden Ajeng Kustiah Retno Edi atau Nyi Ageng Serang yang jiwa kepahlawanannya masih dikenang oleh generasi muda hingga sekarang.


Demikianlah Info postingan berita NYI AGENG SERANG

terbaru yang sangat heboh ini NYI AGENG SERANG, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang NYI AGENG SERANG dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2013/11/nyi-ageng-serang.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: