SANGKURIANG

SANGKURIANG - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul SANGKURIANG, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : SANGKURIANG
Link : SANGKURIANG
CERITA DARI JAWA BARAT

Adalah sebuah kerajaan di Parahiyangan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Sugging Prabangkara. Sang Prabu Sungging Prabangkara adalah seorang raja yang adil dan bijaksana. Hanya sayang sedikit sang prabu tidak mau menikah alias tidak memiliki permaisuri.

Pada suatu hari sang prabu berburu di tengah hutan bersama beberapa orang pengawalnya. Di tengah hutan sang prabu melihat seekor kijang. Oleh karena itu Sang Prabu segera mengejar si kijang tersebut hingga akhirnya sampai jauh ke tengah hutan belantara.



Rupanya hari itu sang prabu sedang mengalami nasib sial. Kijang yang dikejar tidak tertangkap hingga sang prabu kelelahan, hingga akhirnya kencing di tengah hutan belantara tersebut.

Setelah sang prabu selesai berkencing, dalam waktu yang hampir bersamaan datanglah seekor babi putih yang sedang kehausan, karena hausnya begitu melihat air kencing sang prabu yang kebetulan tertampung di atas daun yang kering, babi itu segera meminumnya. Sementara sang prabu segera berlalu.

Tidak lama berikutnya karena kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, setelah minum air kencing sang prabu, babi putih tersebut bunting dan akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan yang mungil. Karena sang babi tidak dapat menyusui bayi tersebut dibiarkan tergeletak di atas semak.

Di lain kesempatan, sang prabu yang memang kesukaannya berburu ke hutan itupun pergi berburu ke tengah hutan. Dalam perburuannya saat memperhatikan sekelilingnya untuk mencari kijang, tiba-tiba beliau mendengar tangis bayi. Setelah dicari dan diketemukan, ternyata bayi tersebut adalah seorang bayi mungil yang parasnya cantik sekali. Oleh sang prabu bayi tersebut dibawa pulang ke istana. Sampai di istana bayi tersebut diberi nama Nyi Dayang Sumbi. Lama kelamaan bayi itu tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita.

Karena kecantikannya tidak butuh waktu lama nama Nyi Dayang Sumbi sudah terdengar kemana-mana. Bahkan tidak sedikit para raja atau putra mahkota berdatangan ingin menyunting Nyi Dayang Sumbi untuk dijadikan seorang istri.

Meski banyak para raja yang ingin mempersunting Nyi Dayang Sumbi yang bersangkutan tidak berkenan. Semua lamaran itu ditolak mentah-mentah. Atas keputusan Nyi Dayang Sumbi itu membuat sang prabu penuh tanda tanya.

“Kenapa semua lamaran itu kau tolak?” tanya sang prabu kepada Nyi Dayang Sumbi.
“Aku tidak ingin nikah buat selama-lamanya.” jawab Nyi Dayang Sumbi polos.
“Lalu apa yang kau inginkan dalam hidupmu?”
“Aku hanya ingin menjadi pertapa di tengah hutan.”
“Baiklah kalau memang itu keinginanmu, semua akan kupenuhi.” jawab sang prabu menyerah. 
Singkat cerita sang prabu segera memerintahkan para punggawa kerajaan untuk mengantar Nyi Dayang Sumbi ke tengah hutan. Di tengah hutan Nyi Dayang Sumbi dibuatkan sebuah rumah dan sebuah sendang untuk tempat beristirahat. Untuk menjaga keselamatannya Nyi Dayang Sumbi hanya boleh dijaga oleh seekor anjing.

Dalam pertapaannya untuk mengisi luang, yang dilakukan oleh Nyi Dayang Sumbi hanyalah menenun benang untuk dibuat kain. Selama ia melakukan pekerjaan menenun kain berpantang pindah tempat. Dengan kata lain tidak boleh bergeser dari tempat duduknya.

Pada suatu hari di saat Nyi Dayang Sumbi menenun sehelai kain tiba-tiba alat yang digunakan untuk menenun terjatuh sampai ke tebing sendang. Ia sedih sekali karena selama menenun mempunyai pantangan bergeser dari tempat duduk.

Karena di satu sisi ia berpantang menggeser pantat dari tempat duduk, akhirnya ia mengucapkan nadzar seorang diri. Nadzar yang diucapkan adalah barang siapa yang dapat mengambil alat tenunnya yang jatuh ke tebing sendang, bila wanita dianggap sebagai saudara kandungnya, bila ia lelaki dianggap sebagai suaminya..

Selesai ia mengucapkan nadzarnya seperti itu, tidak lama berikutnya datanglah seekor anjing mengambil alat tenun yang dimaksud. Seekor anjing laki-laki yang bernama Si Tumang yang memang setia menjaga itu dengan tenang memberikan alat tenun milik Nyi Dayang Sumbi itu.

Sesuai dengan nadzar yang diucapkan, semenjak itu mau tidak mau Nyi Dayang Sumbi harus mau melayani Si Tumang sebagai seorang istri. Dan tidak lama berikutnya Nyi Dayang Sumbi mengalami hamil dan melahirkan bayi seorang anak laki-laki. Bayi itu diberi nama Sangkuriang.

Waktupun bergulir dengan cepatnya. Tak terasa Sangkuriang telah tumbuh menjadi seorang perjaka yang tampan. Pekerjaannya selain membantu orang tua juga berburu mencari rusa di tengah hutan.
 
Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu Nyi Dayang Sumbi ingin makan hati rusa. Oleh sebab itu Sangkuriang diperintah berburu rusa ke hutan. Sebagai seorang anak yang taat Sangkuriang memenuhi perintah ibunya itu. Kepergiannya ke hutan ditemani oleh Si Tumang yang sebenarnya ayahnya sendiri itu.

Dalam perburuannya ke tengah hutan rupanya Sangkuriang sedang mengalami nasib sial. Sehari penuh ia tak melihat seekor rusapun yang lewat. Hal itu membuat Sangkuriang mulai gelisah. Dan pada puncaknya, ketika hari menjelang sore Sangkuriang melihat seekor rusa, Si Tumang diajak mengejar. Tetapi begitu rusa terkejar, Si Tumang tidak mau berbuat apa-apa. Malah Si Rusa dibiarkan berlalu begitu saja. Bagi Si Tumang tahu bahwa rusa itu adalah Ibu Nyi Dayang Sumbi alias Ibu mertuanya sendiri.

Karena Sangkuriang melihat sikap Si Tumang seperti itu, hati Sangkuriang semakin jengkel. Akhirnya Si Tumang dibunuh dan hatinya diambil dibawa pulang. Dihadapan ibunya mengatakan bahwa hati anjing yang dibawa itu adalah hati rusa yang dikendaki oleh ibunya.

Setelah Nyi Dayang Sumbi menerima hati rusa pemberian anaknya, hatinya senang sekali. Hati rusa itu segera digoreng dan dimakan bersama-sama Sangkuriang. Selesai makan Nyi Dayang Sumbi baru teringat akan Si Tumang.

“Mana Si Tumang kok belum pulang?” tanya Nyi Dayang Sumbi kepada anaknya.
“Anjing itu maksud Ibu?” jawab Sangkuriang dengan nada balik bertanya.
“Iya! Kamana dia?”
“Ia sudah mati!”
“Mati? Mati bagaimana maksudmu?”
“Mati ya mati. Dia telah kubunuh. Dan yang kita makan tadi hatinya. Bukan hati rusa yang Ibu minta.”
 
Mendengar jawaban Sangkuriang seketika itu juga hati Nyi Dayang Sumbi marah bukan kepalang. Saking marahnya, alat penggilas sambal yang kebetulan ada di tangannya dipukulkan ke kepala Sangkuriang kuat-kuat. Kontan saja Sangkuriang lari sambil menjerit-jerit kesakitan.

Dari peristiwa itu Sangkuriang terus meninggalkan ibunya. Dalam hati ia bersumpah tidak akan pulang ke rumah ibunya. Ia bermaksud mengembara untuk mencari ilmu agar menjadi orang yang tak terkalahkan. Mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Demikian juga halnya dengan Nyi Dayang Sumbi karena ia sudah merasa berdosa karena telah memakan hati suaminya sendiri, ia ingin menebus dosa dengan cara mengembara entah ke mana.

Setelah sekian lama Sangkuriang mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain, akhirnya sampailah Sangkuriang pada suatu tempat. Sebuah tempat dipinggir sungai yang airnya tampak bening dan segar. Di pinggir sungai itu Sangkuriang melihat seorang gadis yang cantik jelita.

Meski baru bertemu sekali, melihat kecantikan gadis tersebut Sangkuriang langsung jatuh cinta. Dan sebaliknya, gadis itu dapat juga menerima cinta yang diberikan oleh Sangkuriang. Jadilah keduanya kemana-mana selalu berdua.

Pada suatu hari di saat keduanya sedang santai beristirahat, sang gadis itu membelai-belai rambut Sangkuriang sambil mencari kutu. Saat itulah sang gadis tersebut melihat bekas luka di kepala Sangkuriang.
“Bekas luka kena apa ini, Mas?” tanya gadis tersebut kepada Sangkuriang.
“Bekas luka dipukul oleh ibu saya!” jawab Sangkuriang berterus terang.
“Kenapa dipukul sampai luka begini?”
“Aku dianggap bersalah karena telah membunuh anjing kesayangannya bernama si Tumang.”
“Siapa nama ibumu?”
 “Nyi Dayang Sumbi!”
“Kalau begitu namamu Sangkuriang?”
“Ya memang namaku Sangkuriang!”
“Baik! Sampai di sini hubungan kita!”
“Kenapa tiba-tiba kamu berkata begitu?”
“Aku adalah ibumu Dayang Sumbi dan kamu adalah anakku. Anak yang kurang ajar. Anak yang sudah tega membunuh ayahmu sendiri.”
“Tidak .... kamu bukan Dayang Sumbi. Kau bukan ibuku. Kau adalah gadis yang kucintai!”
“Kalau aku tak mau kau cintai?”
“Kau harus jadi istriku!”
“Baik, kalau kamu memaksa aku sanggup jadi istrimu. Tapi ada syaratnya.”
“Syarat apa yang kau minta.”
“Sebelum kita menikah, buatkan dulu aku sebuah telaga di atas gunung berikut sebuah perahu.”
“Untuk apa telaga dan perahu itu?”
“Untuk berbulan madu setelah kita menikah.”
“Baik, akan kubuatkan semua permintaan itu.”
“Tapi jangan lama-lama.”
“Berapa waktu yang kau minta.”
“Untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu aku hanya butuh waktu satu malam.”
Ternyata Sangkuriang adalah seorang pemuda yang berhati baja. Permintaan yang tak mungkin dapat dilakukan itu disanggupinya juga. Ia segera membuktikan kemampuannya. Dalam waktu semalam direncanakan semua pekerjaan yang dilakukan bakal selesai. Setelah itu ia bisa berhasil akan menikah dengan gadis pujaannya, yang tak lain adalah Nyi Dayang Sumbi.
 
Menyaksikan kesiapan Sangkuriang yang sudah hampir rampung, padahal waktunya masih tengah malam Nyi Dayang Sumbi merasa was-was juga. Akhirnya ia berdoa memohon kepada Tuhan, dalam doanya itu meminta agar waktu tengah malam diubah menjadi pagi hari. Dan ternyata doa Nyi Dayang Sumbi terkabulkan. Hari yang sebenarnya masih tengah malam sudah berubah menjadi pagi hari. Sedangkan pekerjaan Sangkuriang masih belum selesai. Atas ulah Nyi Dayang Sumbi itu membuat hati Sangkuriang marah besar. Dalam melampiaskan kemarahannya, parahu dan telaga yang sudah hampir jadi ditendang keras-keras. Perahu terbalik dan telaga berikut airnya tumpah. Akhirnya perahu yang terbalik dan telaga yang tumpah itu berubah menjadi sebuah gunung yang disebut Gunung Tangkuban Perahu.


Demikianlah Info postingan berita SANGKURIANG

terbaru yang sangat heboh ini SANGKURIANG, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang SANGKURIANG dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2010/05/sangkuriang.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: