RATU SEGORO KIDUL

RATU SEGORO KIDUL - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul RATU SEGORO KIDUL, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : RATU SEGORO KIDUL
Link : RATU SEGORO KIDUL
CERITA DARI YOGYAKARTA

Ratu Segoro Kidul adalah sebuah cerita rakyat Yogyakarta yang sudah terkenal di mana-mana. Cerita ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat Yogyakarta, tetapi sudah dikenal menyeluruh ke seluruh Pulau Jawa, bahkan sampai ke seluruh nusantara. Apa, bagaimana dan dari mana asal usul munculnya cerita yang cukup populer itu? Untuk dapat mengetahui secara gamblang silakan menyimak gubahan cerita yang tersaji di bawah ini.

Adalah seorang raja berbudi bawa laksana bernama Munding Wangi. Raja yang sangat sakti dan bijaksana ini memerintah sebuah kerajaan di wilayah Pulau Jawa. Pusat pemerintahan ada di Ngayogyakarta. Dalam menjalankan pemerintahannya beliau tidak semena-mena. Senantiasa selalu bertindak adil dan bijaksana. Oleh karena itu beliau sangat dihormati dan disengani seluruh rakyatnya.
 


Meski Sang Prabu Munding Wangi sangat dihormati dan disenangi oleh rakyatnya, pada suatu saat Sang Munding Wangi tampak bersedih dan sering melamun seorang diri. Hal ini disebabkan karena Sang Munding Wangi tidak memiliki seorang putra mahkota yang kelak dapat menggantikan kedudukannya sebagai seorang raja. Selama menjadi Raja Munding Wangi hanya memiliki seorang putri bernama Dewi Kadita.

Memang Dewi Kadita adalah seorang gadis yang cantik jelita. Kecantikan Dewi Kadita ini belum ada yang menandinginya. Karena kecantikan yang tidak tertandingi, Dewi Kadita disebut juga sebagai Dewi Srengenge yang artinya Dewi Matahari Jelita. Tetapi meski memiliki seorang putri yang cantik jelita bagaikan seorang bidadari, karena Sang Prabu Munding Wangi belum memiliki seorang putra mahkota, pada suatu ketika hatinya terasa gundah juga. Beliau sering tampak melamun seorang diri.

Karena keinginannya mempunyai seorang putra mahkota tak dapat ditahan-tahan lagi akhirnya Sang Prabu Munding Wangi mengambil seorang putri bernama Dewi Mutiara untuk dijadikan istri selir. Istri selir adalah istri kedua.

Rupanya setelah Sang Prabu Munding Wangi memperistri Dewi Mutiara tidak lama kemudian lahirlah seorang laki-laki tampan. Bukan main senang hati Sang Prabu Munding Wangi. Kini beliau tidak lagi khawatir bila kelak wafat, tidak ada yang ditunjuk atau diangkat sebagai raja pengganti.

Pada suatu hari Dewi Srengenge dan putra mahkota yang lahir dari Dewi Mutiara ini bermain bersama-sama di dalam taman. Keduanya tampak rukun dan saling mengasihi. Maklumlah keduanya meski beda ibu adalah saudara tunggal ayah.
 
Melihat Dewi Srengenge dan adiknya bermain-main di dalam taman tiba-tiba Dewi Mutiara menghadap Sang Prabu.

“Sinuwun . . ., dua putra Sinuwun tampak cantik dan gagah. Siapa kelak yang layak menggantikan kedudukan sebagai sang prabu di negeri ini?” tanya Dewi Mutiara tanpa basa-basi dihadapan Sang Prabu Munding Wangi.

“Siapa lagi kalau bukan anakmu. Dia adalah anakmu juga anakku yang terlahir laki-laki.” jawab sang prabu menjelaskan.
“Apakah bukan Dewi Srengenge?”
Tidak! Dewi Srengenge adalah anak wanita. Tidak layak seorang wanita menggantikan tahtaku sebagai sang prabu.”
“Tapi Dewi Srengenge terlahir dari istri permaisuri.” sanggah Dewi Mutiara seakan masih belum yakin akan penjelasan yang diterima dari sang prabu.
“Biar terlahir dari permaisuri, tapi ia seorang wanita.”

Meski telah memperoleh penjelasan dari sang prabu cukup gamblang, Dewi Mutiara masih belum percaya sepenuhnya. Ia mengira kata-kata sang prabu itu hanya dianggap sebagai kata-kata yang bersifat menghibur. Padahal dalam hati ia tetap menuntut, bagaimanapun bentuknya kelak putranya harus menggantikan kedudukan sang prabu sebagai raja.

Terdorong oleh perasaannya yang kurang percaya kepada sang prabu, dalam hati Dewi Mutiara segera muncul rencana jahat. Dalam hatinya belum merasa puas bila belum berhasil mengusir Dewi Kadita alias Dewi Srengenge dari istana.
 
Untuk mewujudkan keinginannya itu Dewi Mutiara segera memanggil tukang sihir bernama Si Jahil ke istana. Di luar sepengetahuan sang prabu Munding Wangi, Dewi Mutiara meminta tolong kepada Si Jahil untuk membinasakan Dewi Srengenge. Atas tugas yang berat ini tentu saja Si Jahil dijanjikan imbalan yang luar biasa.

Singkat cerita, atas ulah tukang sihir Si Jahil itu, ketika bangun tidur tubuh Dewi Srengenge yang semula bersih dan mulus itu berubah menjadi penuh luka layaknya seorang menderita sakit kudis. Sekujur tubuhnya menganga penuh luka. Selain tampak menjijikan karena lukanya mengeluarkan darah membusuk, baunya pun tidak sedap sama sekali. Orang yang mau mendekatinya dari kejauhan sudah harus memencet hidung. Tentu saja hal ini membuat suasana dalam istana gaduh seketika.

Merasa siasat Dewi Mutiara berhasil, wanita yang mempunyai watak serakah itu tidak puas sampai di situ tindakan yang dilakukan. Ia melanjutkan rencana jahatnya menemui sang patih. Kepada sang patih ia mengusulkan agar sang patih mau menghadap sang prabu selanjutnya mengusulkan agar Dewi Srengenge diusir dari istana.

Rupanya sang patih menurut saja atas usulan Dewi Mutiara itu. Setelah menghadap sang prabu, sang patih berkata :

“Mohon maaf Sinuwun . . ., hamba ada usul.”
“Usul apa ki patih? jawab sang prabu datar.
“Karena bau Sang Dewi Srengenge sudah tidak mungkin dapat dihilangkan sebaiknya Sang Dewi diminta pergi meninggalkan istana ini.
“Kasihan ki patih, dia anakku.”
“Tapi baunya sungguh tidak kuat Sinuwun.”
“Apapun bentuknya, itu adalah putriku.”
“Tetapi hanya karena gara-gara sepele, hanya gara-gara bau yang tidak enak di dalam istana ini, nantinya Sinuwun sendiri yang bakal kehilangan harga diri. Bukankah sang prabu seorang raja yang sangat dihormati oleh rakyat seluruh negeri ini!” sambung ki patih dengan nada memaksa.

Atas desakan itu akhirnya sang prabu luluh juga pendiriannya. sang prabu menyetujui bila Dewi Srengenge segera meninggalkan istana untuk mengasingkan diri. Dan atas kepergian Dewi Srengenge itu tentunya dalam hati Dewi Mutiara tertawa terbahak-bahak. Ia merasa bangga karena semua rencana jahatnya terlaksana.

Kini Dewi Kadita alias Dewi Srengenge tertatih-tatih berjalan seorang diri. Tanpa pengawal seorangpun. Sambil menahan sakit ia harus pergi mengasingkan diri. Pergi entah kemana, tidak tahu mana tempat yang akan dituju dengan pasti.

Ketika Dewi Srengenge sudah berjalan tanpa tujuan tujuh hari tujuh malam lamanya sampailah ia ditepi pantai selatan. Di situ ia menatap berlama-lama luasnya hamparan laut. Ombak yang menggulung lalu memecah di bibir pantai. Semua itu menjadi pemandangan indah tersendiri baginya.

Di saat Dewi Srengenge menatap luasnya laut itu tiba-tiba ia mendengar suara gaib.
“Ceburkanlah dirimu ke dalam laut. Janganlah menaruh dendam kepada orang yang membuatmu jadi begitu.” kata suara gaib itu.
 
Semula Dewi Srengenge tampak ragu-ragu. Ia sempat berpikir, terjun ke laut sama halnya dengan bunuh diri. Tetapi setelah dipertimbangkan masak-masak akhirnya ia nekat juga. Suara gaib itu ia turuti. Dan setelah ia menceburkan diri justru keanehan yang terjadi. Tubuhnya yang semula penuh luka dan berbau tak sedap itu begitu tersentuh air laut seketika berubah menjadi baik. Satu persatu luka yang ada di sekujur tubuhnya menjadi sembuh seketika. Bahkan kini keadaannya lebih cantik dibanding sebelum sakit dan masih tinggal di istana.

Melihat perubahan yang terjadi dalam dirinya itu Dewi Srengenge hanya mampu membelalak kagum. Dan disaat ia membelalak kagum itulah muncul suara gaib yang kedua.

“Kamu tidak usah kembali ke istana. Bagimu kini sudah tersedia istana baru yang sangat megah. Mulai hari ini kamu akan diwisuda menjadi ratu yang bertahta di dasar laut. Jadilah kamu sesorang ratu yang akan dihormati oleh seluruh rakyatmu. ” kata suara gaib itu berkepanjangan.
“Lalu, lalu siapa yang akan menjadi rakyatku?” sergah Dewi Srengenge tanpa disadari.
“Rakyatmu adalah semua mahluk yang ada di dalam laut ini. Dan kamu akan berjuluk nama baru, yaitu Ratu Segoro Kidul.” Tanpa berpikir panjang Dewi Srengenge terus melanjutkan langkahnya. Berjalan dengan mantap menuju ke istana yang ada di dasar laut. Dan sejak itu Dewi Srengenge bertahta hingga kini di dasar laut selatan.


Demikianlah Info postingan berita RATU SEGORO KIDUL

terbaru yang sangat heboh ini RATU SEGORO KIDUL, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang RATU SEGORO KIDUL dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2010/05/ratu-segoro-kidul.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: