PUTRA MAHKOTA

PUTRA MAHKOTA - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul PUTRA MAHKOTA, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : PUTRA MAHKOTA
Link : PUTRA MAHKOTA

CERITA DARI ACEH

Dahulu di daerah Aceh terdapat sebuah kerajaan bernama Negeri Alas. Negeri ini diperintah oleh seorang raja yang sangat adil dan bijaksana. Oleh karena itu Negeri Alas ini cepat berkembang dengan baik. Seluruh rakyat hidupnya terasa makmur dan sejahtera tidak kekurangan apapun. Sang raja merasa senang, rakyatpun selalu hormat kepadanya.

Tetapi meski Negeri Alas ini dalam keadaan aman dan tentram, semua rakyat selalu tunduk dan hormat kepada raja, hati sang raja sering tampak bersedih. Terbukti sang raja tampak melamun seorang diri.




“Apa gerangan yang membuat Kanda sering tampaknya sedih?” tanya sang permaisuri pada suatu ketika. Mendengar pertanyaan dari permaisurinya itu sang raja segera menjawab

“Ketahuilah Dimas, sudah sekian tahun aku menikahimu. Tapi hingga sekarang belum seorang anakpun lahir dari rahimmu.”

“Kita sudah banyak berusaha Kanda, hanya Tuhan yang berkehendak lain.”
“Itulah yang membuat aku sering bersedih!”

“Mengapa Kanda harus bersedih? Bukankah ini semua sudah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.”

“Apakah Tuhan juga berhendak kelak aku tidak ada yang menggantikan sebagai raja?”

“Maksud Kanda?”

“Bila aku telah dipanggil menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa kemudian aku tidak punya seorang anakpun, siapa yang akan menggantikan aku sebagai raja. Itulah yang sering membuat aku bersedih.”

“Lalu apa yang harus Kanda lakukan?”

“Aku tidak tahu. Dan sekarang aku hanya dapat mengucapkan nadar.”

“Nadar? Apa itu nadar?”

“Nadar ya nadar. Janji kepada Tuhan yang harus ditepati.”

“Apa nadar yang hendak Kanda ucapkan?”

“Aku berjanji bila kelak aku dianugaerahi seorang anak dari Tuhan Yang Maha Kuasa, aku rela meninggal sebelum anakku dewasa.”

Ternyata selang satu bulan dari nadar atau janji yang diucapkan oleh sang raja itu rupanya sang permaisuri mulai tampak ada tanda-tanda kehamilan. Bukan main senang hati sang raja. Harapannya untuk mempunyai keturunan seorang anak bakal terlaksana.

Makin hari kandungan sang permaisuri makin membesar. Dan setelah kandungannya itu genap berusia sembilan bulan sepuluh hari lahirlah seorang bayi laki-laki dari rahim sang peramaisuri. Kelahiran bayi yang kemudian diberi nama AMAD MUDE tentu saja disambut gembira oleh sang Prabu dan para kerabat kerajaan. Pesta besar-besaran pun dilaksanakan untuk menyambut kelahiran Amad Mude itu.
Rupanya kebahagiaan yang dialami oleh sang prabu tidak berlangsung lama. Belum genap satu tahun, ketika Amad Mude baru berlatih jalan, tiba-tiba sang prabu jatuh sakit. Beberapa tabib dan juru obat yang didatangkan untuk menyembuhkan sakit sang prabu belum ada satupun yang berhasil. Bahkan makin hari sakit sang prabu makin parah.

Tentu saja hal ini membuat sang permaisuri sangat bersedih. Siang dan malam sang permaisuri tak henti-hentinya menjaga sambil berdoa di sisi pembaringan sang prabu.

“Dinda .... kamu tidak usah terlalu bersedih Dinda!” kata sang prabu berbaring di pembaringannya.

“Siapa yang tidak bersedih bila mempunyai seorang suami yang sedang sakit.”

“Tetapi ini sudah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.”

“Maksud Kanda?”

“Bukankah aku pernah bernadar. Ketika Dinda belum mengandung aku sudah mengucapkan nadar. Dinda juga yang jadi saksi ketika nadar itu kuucapkan.”

Permaisuri yang tengah bersedih itu tidak menjawab. Dan beberapa hari kemudian memang sang prabu dengan tenang telah dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. Mengahadapi kenyataan ini sang permaisuri hanya dapat menyerah kepada nasib yang dialami.

Sepeninggal sang prabu karena Amad Mude sebagai putra mahkota masih kecil yang menggantikan kedudukan sebagai raja adalah paman Amad Mude. Dan ketika yang menjadi raja adalah paman Amad Mude, permaisuri bersama sang bayi yang masih sangat kecil diminta pindah ke ruang belakang. Alasan yang disampaikan sang prabu yang baru adalah Amad Mude sering menangis. Hal itu akan mengganggu saat penting berlangsung di pendapa istana.
Memang sebenarnya paman Amad Mude yang menggantikan memegang kekuasaan itu mempunyai maksud jahat tertentu. Ia tidak mengaharapkan kelak Amad Mude yang menjadi putra mahkota naik tahta mengantikan ayahnya yang telah wafat. Karena itu pada hari berikutnya oleh sang prabu Amad Mude bersama ibunya segera diusir ke tengah hutan. Tentunya bagi sang prabu berharap Amad Mude dan ibunya dapat mati dimangsa harimau atau binatang buas lainnya.

Rupanya nasib yang dialami permaisuri bersama Amad Mude di tengah hutan selalu mujur. Hidup mereka selalu sehat wal afiat tanpa ada gangguan apapun. Bahkan ketika Amad Mude mulai menginjak dewasa keuntungan semakin tampak. Hal ini terbukti setiap mengail ikan di sungai Amad Mude selalu memperoleh ikan yang besar. Lebih beruntungnya lagi, ikan-ikan besar itu mengeluarkan telor berupa butiran emas. Tentu saja dalam waktu yang dekat Amad Mude bersama ibunya segera terkenal sebagai orang yang kaya yang hidup di tengah hutan. Jadilah Amad Mude orang yang terkenal.

Karena keterkenalan itu Amad Mude bersama ibunya pada suatu saat dipanggil menghadap raja ke istana. Sang raja masih sangat khawatir kelak Amad Mude akan merebut kekuasaan. Karena itu didasari akal yang licik sang raja segera memerintah kepada Amad Mude untuk memetik buah kelapa gading yang ada di tengah laut. Alasan sang raja kelapa gading dari laut itu akan digunakan obat bagi istri sang raja yang sedang sakit.

“Amad Mude, kamu kuperintahkan mengambil kelapa gading di tengah laut. Bila tak berhasil berarti kamu tidak patuh kepada raja. Dan kamu harus menerima hukuman mati.” kata sang raja menyampaikan perintah.
Dengan hati yang sangat terpaksa oleh Amad Mude perintah itupun dituruti juga. Berangkatlah Amad Mude ke tepi pantai selanjutnya hendak menyeberang ke tengah laut. Tetapi ketika sang pemuda layang itu baru saja menceburkan kakinya ke dalam laut tiba-tiba sudah muncul ikan besar bernama: SINGGANG RAYE. Ikan itu berbentuk buaya raksasa mirip seperti naga.

Semula Amad Mude mengira hewan itu bakal memangsanya. Tetapi setelah didekati ternyata malah menolongnya mengantar sampai ke sebuah pulau di tengah laut yang ditumbuhi kelapa gading. Bahkan sesampainya di pulau Singgang Raye itu memberikan sebuah cincin kepada Amad Mude. Cincin itu adalah cincin ajaib yang dapat menolong untuk mengabulkan semua permintaan yang dikehendaki oleh pemakainya.

Setelah Amad Mude memakai cincin ajaib kemudian memetik kelapa gading yang dikehendakinya. Dan ketika memetik buah kelapa ia mendengar suara gaib. Ternyata suara gaib itu adalah suara Putri Niwer Gading.

“Siapa yang memetik buah kelapa, itulah ia yang jadi jodohku.” kata suara gaib milik Putri Niwer Gading itu.

Ringkas cerita Amad Mude pun menikah dengan Putri Niwer Gading saat itu juga. Acara perkawinan dilakukan di tengah pulau terpencil yang ada di tengah laut itu. Selesai menikah Amad Mude bermaksud kembali ke kerajaan bersama istrinya yang baru dikawininya untuk menyerahkan kelapa gading kepada sang raja. Tentu saja kedatangan Amad Mude membuat sang raja tercengang. Dalam hati sang raja berpikir. Tentunya Amad Mude sudah mati tenggelam di laut atau mati dimangsa binatang buas. Ternyata kini malah kembali dengan selamat sambil membawa buah kelapa gading. Bahkan disertai pula seorang istri yang cantik jelita.
Memang Amad Mude adalah seorang pemuda yang pemberani, jujur dan tanggung jawab. Segala pertintah yang diterima, betapapun beratnya selalu dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dan semua itu berhasil dengan baik.

Melihat keberanian, kejujuran dan tanggung jawab yang dilakukan oleh Amad Mude membuat sang raja merasa tersindir. Akhirnya sang raja mengakui kelicikannya. Ia merasa berdosa karena selama ini selalu mengharap Amad Mude menemui celaka atau binasa.

Setelah menyadari kesalahannya dan merasa berdosa, untuk menebus kesalahannya itu sang raja segera menemui Amad Mude untuk meminta maaf. Sekaligus menyerahkan kekuasaan kerajaan kepada Amad Mude, karena menurut kenyataannya memang Amad Mude-lah yang pantas memegang kekuasaan dan memerintah rakyat di negeri itu. Demikianlah sedikit kisah tentang Amad Mude, Si Putra Mahkota dari Negeri Alas.


Demikianlah Info postingan berita PUTRA MAHKOTA

terbaru yang sangat heboh ini PUTRA MAHKOTA, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang PUTRA MAHKOTA dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2010/05/putra-mahkota.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: