LENDONG KAO

LENDONG KAO - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul LENDONG KAO, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.

Judul Posting : LENDONG KAO
Link : LENDONG KAO
CERITA DARI NUSA TENGGARA BARAT

Lendong Kao kalau disalin ke dalam Bahasa Indonesia artinya sandal kulit kerbau. Adapun cerita Lendong Kao adalah cerita yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Dan cerita selengkapnya sebagai mana dituturkan di bawah ini.

Dahulu kala di bumi Lombok terdapatlah seorang raja yang agung dan bijaksana. Beliau mempunyai sepasang kelampak atau sandal terbuat dari kulit kerbau atau disebut juga “Lendong Kao”. Sebelah kanan berasal dari kerbau jantan dan sebelah kiri berasal dari kerbau betina. Kedua sandal atau kelampak itu merupakan suami istri. Sang suami disebut PAPUQ MAME sedang sang istri disebut PAPUQ KINE. Atas kekuasaan Yang Maha Kuasa kedua kelampak itu mampu berbicara layaknya manusia meski pembicaraan mereka hanya dapat didengar oleh mereka berdua.
Pada suatu malam sang baginda raja meletakkan kedua telampak di bawah kolong tempat tidur. Karena sepasang kelampak itu diletakkan di bawah tempat tidur maka keduanya merasa khawatir. Mengapa begitu? Karena bila keduanya tidak dipakai sang baginda, mereka selalu diancam oleh tikus-tikus usil untuk digigitnya atau dijadikan mangsa.

“Pupan ...” demikian biasanya kelampak jantan atau Papuq Mame memanggil kelampak betina atau Papuq Kine.

“Ada apa?” balas kelampak betina.

“Kita selalu diintip oleh tikus-tikus usil untuk dimangsa. Bagaimana kalau kita usul kepada Yang Maha Kuasa agar dijadikan sepasang tikus. Kalau kita sudah menjadi tikus, tikus-tikus yang usil tidak bakal mengganggu lagi.” sambung kelampak jantan kepada istrinya, kelampak betina.

“Aku setuju usulmu itu!” timpal kelampak betina.

Ringkas cerita atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, setelah kedua kelampak itu berdoa, keduanya berubah menjadi sepasang tikus suami istri yang tubuhnya besar-besar. Dengan demikian setelah keduanya menjadi sepasang tikus yang besar, tikus-tikus yang lain tidak berani mengintip lagi. Bahkan kedua tikus itu berubah sangat ditakuti oleh tikus-tikus yang lain. Tikus-tikus yang lain itu selalu tunggang langgang begitu melihat sepasang tikus raksasa yang semula berasal dari sepasang kelampak tersebut.

Rupanya karena ulah tikus-tikus lain yang ketakutan itu menimbulkan suara gaduh, dan membuat sang baginda yang sedang tidur bersama sang permaisuri merasa terganggu. Karena merasa terganggu akhirnya sang baginda memerintahkan kepada pembantunya untuk mengundang kucing agar mau menangkap tikus-tikus yang bikin gaduh itu.

Karena mendapat perintah dari sang baginda, salah seorang pengawal raja segera mengambil beberapa ekor kucing. Akibatnya dalam waktu sesaat sudah beberapa ekor tikus tertangkap oleh kucing yang didatangkan itu. Tetapi tentu saja melihat kedatangan kucing yang sengaja dilepas itu sepasang tikus jelmaan dari kelampak Sang Baginda mulai khawatir. Maka tikus jantan jelmaan dari Papuq Mame segera berkata kepada istrinya Papuq Kine.

“Dengan adanya kucing itu bukan tidak mungkin kita akan dimangsa juga.” kata tikus jelmaan Papuq Mame.

“Bagaimana menurut pendapatmu?” jawab kucing jelmaan Pupuq Kine balik bertanya.
 
“Kita sebaiknya berdoa untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar kita semua dijadikan sepasang kucing. Kalau kita sudah berubah menjadi kucing mereka tidak lagi bakal memangsa kita.” kata tikus jantan menjelaskan maksudnya kepada istrinya si tikus betina.

Setelah mendapat persetujuan istrinya keduanya terus berdoa bersama. Kali ini Tuhan Yang Maha Kuasa pun mengabulkan doa mereka. Jadilah keduanya yang semula sepasang tikus berubah menjadi sepasang kucing.

Ketika keduanya sudah berubah menjadi kucing, keduanya menjadi senang. Setiap hari bebas karena keluar masuk kamar baginda. Bahkan kadang-kadang mencoba tidur di kamar sang baginda pun tidak ada yang melarang.

Pada suatu hari sang baginda bermaksud pergi berburu ke hutan. Maka sang baginda pun mengajak dua ekor anjing untuk berburu. Melihat kenyataan ini kucing jantan segera berkata kepada istrinya, kucing betina.

“Wah kita tak dapat pergi bersama sang baginda. Ternyata yang diajak pergi ke hutan hanya sepasang anjing.” kata kucing jantan kepada kucing betina.

“Lalu bagaimana penadapatmu?” balas kucing betina menumpali.

“Bagaimana kalau kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar dijadikan sepasang anjing. Jika kita sudah menjadi sepasang anjing, jika sang baginda pergi berburu tentu kita yang bakal diajaknya.” demikian kucing jantan berpendapat.

“Jika itu lebih baik aku setuju!” kata kucing betina menyambung.
 
Dan seperti saat-saat sebelumnya kali ini sepasang kucing itupun terus berdoa. Untuk kesekian kalinya keanehan juga telah terjadi. Sepasang kucing itu telah berubah menjadi sepasang anjing setelah keduanya berdoa bersama-sama.

Setelah menjadi sepasang anjing pada suatu hari sepasang anjing itu diajak berburu oleh sang baginda. Rupanya keberuntungan selalu menyertai mereka. Ketika mereka diajak berburu oleh sang baginda, keduanya berhasil mengejar dan mengigit seekor rusa. Sang baginda segera membidik seekor rusa tersebut. Selanjutnya rusa disembelih dan dagingnya dipotong-potong.

Selesai daging rusa dipotong-potong bagian daging yang empuk segera digoreng untuk disantap oleh sang baginda. Sedangkan bagian daging yang lain, yang bercampur dengan tulang diserahkan kepada anjing untuk dinikmati bersama.

Memperoleh perlakuan seperti itu rupanya sepasang anjing tersebut tidak dapat menerimanya. Maka keduanya pun sepakat berdoa bersama untuk meminta kepada Yang Kuasa.

“Setiap kita berdoa kepada Yang Kuasa selalu dikabulkan. Sekarang mari kita berdoa lagi.” kata anjing jantan kepada anjing betina mengajak berdoa.

“Kali ini kita harus berdoa untuk menjadi apa?” jawab anjing betina.

“Mari kita berdoa agar menjadi raja.” jawab anjing jantan menjelaskan maksudnya.

Tidak lama berikutnya kedua anjing itupun berdoa agar menjadi raja. Dan setelah keduanya berdoa sepasang anjing itu doanya dikabulkan. Jadilah keduanya menjadi manusia seorang raja dan seorang permaisuri. Keduanya pun segera membangun sebuah istana di suatu tempat. Sang raja bergelar Prabu Papuq Mame dengan seorang permaisuri bergelar Ratu Papuq Kine.
 
Muculnya kerajaan baru itu pun segera terdengar oleh sang baginda. Karena kekuasaannya merasa tersaingi sang baginda raja yang telah lama bertahta ini segera memerintahkan bala tentaranya untuk menyerang kerajaan yang baru muncul itu. Dan akhirnya peperangan tak dapat dihindarkan.

Dengan peperangan yang dahsyat itu Sang Prabu Papuq Mame yang memang belum memiliki banyak bala tentara itu merasa terdesak. Prajuritnya yang tidak banyak itu malah sudah banyak yang mati terbunuh. Akhirnya sang prabu Papuq Mame dan Permaisuri Papuq Kine lari ke tengah hutan.

“Sialnya begitu mereka terdesak dan melarikan diri ke tengah hutan, sang baginda mengejarnya. Sepasang prabu dan permaisuri yang sudah tidak berdaya itupun akhirnya terdesak sampai ke mulut gua.

“Pupuq Kine kita sudah terkejar. Mari kita berdoa. Bukankah Yang Kuasa selalu mengabulkan doa kita bersama.” kata sang prabu Papug Mame kepada Permaisurinya.

“Kita sudah menjadi raja. Berdoa untuk minta menjadi apa lagi?” balas Papuq Kine balik bertanya.

“Kita berdoa agar menjadi menang.” jawab Papuq Kine cepat.

Berikutnya ketika sang baginda yang mengejar hampir tiba berarti Papuq Mame dan Papuq Kine segera datang, mereka berdua segera berdoa. Tetapi doa mereka kali ini untuk menjadi menang tidak terkabul. Ketika sang baginda datang hendak menangkap keduanya sepasang suami istri yang doanya sudah berkali-kali dikabulkan itu malah berubah menjadi sepasang sandal. Ternyata keduanya berubah lagi seperti sediakala. Yaitu sepasang sandal atau kelampak. Begitu berubah menjadi kelampok sang baginda yang terlanjur marah itu segera menginjaknya dan menjadikan kelampak tersebut sebagai alas kaki untuk kembali ke istana. Itulah sekedar cerita Lendong Kao yang telah berkembang di Pulau Lombok – Nusa Tenggara Barat hingga sekarang. Kita dapat mengambil haikmah dari cerita tersebut. Itulah akibatnya orang yang tidak mau mensyukuri nikmat dari Tuhan yang telah diberikannya.


Demikianlah Info postingan berita LENDONG KAO

terbaru yang sangat heboh ini LENDONG KAO, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.

Anda sedang membaca posting tentang LENDONG KAO dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2010/05/lendong-kao.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: