CERPEN VILLA DIATAS BUKIT
CERPEN VILLA DIATAS BUKIT - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul CERPEN VILLA DIATAS BUKIT, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.
Judul Posting : CERPEN VILLA DIATAS BUKIT
Link : CERPEN VILLA DIATAS BUKIT
Anda sedang membaca posting tentang CERPEN VILLA DIATAS BUKIT dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2014/10/cerpen-villa-diatas-bukit.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
Judul Posting : CERPEN VILLA DIATAS BUKIT
Link : CERPEN VILLA DIATAS BUKIT
Malam semakin larut ketika Udin pulang dari masjid desa Cilember seusainya dia belajar mengaji pada Ustadz Shohirin. Udin atau lengkapnya bernama Muhammad Sholehudin adalah seorang anak lelaki usia 11 tahun yang sudah hampir khatam Qur'an, dan sudah banyak cerita sejarah Islam seperti riwayat hidup Nabi Muhammad dan sebagainya, yang sudah diketahuinya. Pak ustadz sangat sayang pada Udin, murid terpintar di kelasnya. Angin dingin mulai berdesir menepis kesepian malam, menemani Udin yang sedang berjalan kaki sendirian menelusuri jalan setapak di desanya serta sinar kecil dari lampu senter menuntun Udin dalam perjalanan. Untung saja tadi sore sebelum berangkat dari rumah, tak lupa pinjam senter ke bapak, kalau tidak - Udin harus menginap di masjid atau merepotkan bapak menjemput Udin di masjid. Sungguh Udin tak mau kalau itu terjadi. Dinginnya angin serasa semakin menusuk badan, malam itu pemandangan sekitar desa tidak terlihat sama sekali. Bulan sedang tertutup awan tebal, Udin merasa hujan lebat akan turun tak lama lagi, ia pun mempercepat langkah kaki kecilnya. Tak sabar rasanya ingin sampai di rumah, disambut oleh senyum cerah ibu dan bapak yang bangga menjadi orang tuanya. Perut Udin pun agak lapar membayangkan singkong dan ubi manis goreng serta teh hangat yang selalu ibu sediakan sepulang Udin dari masjid. Agak jauh juga jarak dari rumah kecil keluarga Ibrahim Musa, rumah yang didiami Udin, dari masjid. Sekitar tiga puluh menit jalan kaki, namun buat anak-anak desa jarak ini termasuk dekat, malahan dengan banyaknya berjalan kaki - tubuh mereka menjadi sehat dan kuat. Sementara itu pak Ibrahim sedikit khawatir menunggu anaknya pulang dari masjid, biasanya tidak selama ini Udin menempuh perjalanan. Udin sendiri mengalami sesuatu pemandangan yang lain dari biasanya, yang membuat dia berhenti sebentar dan menatap kejadian agak jauh dari tempat dia berdiri. Desa Cilember, terletak di daerah perbukitan Puncak - Jawa Barat, adalah desa yang sangat indah. Desa ini memiliki bukit-bukit kecil nan hijau dengan pemandangan sawah-sawah yang terhampar bagaikan permadani emas tatkala musim panen padi. Beberapa orang kaya dari kota sudah lama membangun rumah-rumah/villa peristirahatan di bukit-bukit itu, bahkan satu atau dua dari rumah-rumah tersebut sudah tak dipedulikan lagi oleh pemiliknya serta tak terawat. Mungkin karena si orang kaya sudah bosan dengan villanya serta membeli villa baru di daerah lain. Salah satu dari rumah peristirahatan di atas bukit ini, yakni yang lama ditinggalkan pemiliknya, menarik perhatian Udin. Udin memang biasa melewati rumah-rumah orang kaya ini bila berjalan dari masjid desa ke rumah kecil orang tuanya. Samar-samar, di tengah kegelapan malam dan angin dingin yang terus menangis, mata Udin terpaku pada bayangan putih yang menyerupai wanita berambut panjang yang berdiri di atas bukit, di salah satu villa tersebut. Kelihatannya sedang sesenggukan menangis dan kemudian mengangkat kepalanya, menatap Udin, dan perlahan bersuara "tolong....tolong....aaaaaahhh" Udin terperanjat dan berdiri bulu kuduknya, setelah mengucapkan kalimat istighfar, langsung Udin lari secepatnya menuju rumah. Hampir saja kitab Qur'an serta senter jatuh, langsung Udin pegang erat-erat. Sambil terus lari dan lari secepat mungkin menghabisi sisa perjalanan, sesampai di serambi rumah nafas Udin hampir habis. Pak Ibrahim tambah cemas melihat Udin dan berkata: "Aduh nak, kemana saja ? Bapak sudah khawatir banget. Kenapa kamu berlari begitu ? Seperti orang dikejar anjing gila saja." Bapak sambil tersenyum walaupun cemas bertanya pada Udin, namun anak ini masih agak tersengal-sengal nafasnya dan belum bisa bicara. Dengan sabar pak Ibrahim menuntun Udin masuk ke rumah dan mengajaknya ke meja makan di mana ibu sudah menunggu dengan singkong- ubi manis goreng yang masih hangat serta teh manis. Bersambung.....
Demikianlah Info postingan berita CERPEN VILLA DIATAS BUKIT
terbaru yang sangat heboh ini CERPEN VILLA DIATAS BUKIT, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.
Anda sedang membaca posting tentang CERPEN VILLA DIATAS BUKIT dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2014/10/cerpen-villa-diatas-bukit.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.