TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG
TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.
Judul Posting : TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG
Link : TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG
Anda sedang membaca posting tentang TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2013/11/tokoh-pandawa-dalam-kesenian-wayang.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
Judul Posting : TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG
Link : TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG
Dalam Nawasari Warta Edisi II telah disebutkan bahwa salah satu jenis wayang adalah wayang
Purwa. Di Museum Mpu Tantular Wayang Purwa dipamerkan di Ruang VII yaitu Ruang Koleksi
Kesenian.
Untuk mengenal lebih dekat dengan wayang Purwa, maka kita harus mencoba untuk mengenal
para pelaku dari wayang tersebut. Biasanya wayang Purwa ceriteranya berkisar antara ceritera
Mahabarata atau Ramayana. Dalam ceritera Mahabarata ada pihak PANDAWA dan pihak
KURAWA. Untuk kali ini hanya membahas tentang TOKOH PANDAWA.
Asal Usul
Prabu Pandu Dewanata mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi Kuntitalibrata dengan Dewi
Madrim. Prabu Pandu adalah putra Raden Abiyasa raja dari Astina, sedangkan Dewi
Kuntitalibrata adalah putri dari Prabu Kuntibojo raja Mandura, dan Dewi Madrim adalah putri
dari Prabu Mandrapati raja Mandraka.
Dari perkawinan Pandu dengan Kunti menghasilkan 3 putra yaitu: Puntadewa, Bratasena dan
Arjuna, sedangkan dari perkawinannya dengan Madrim menghasilkan 2 putra, yaitu: Nakula dan
Sadewa, yang dilahirkan kembar. Tetapi kedua anak kembar ini mulai kecil diasuh oleh ibu
Kunti karena ditinggal mati ayah dan ibunya (Madrim).
Ketika mengasuh anak Kunti tidak pernah membedakan antara satu dengan lainnya, atau antara
anak tiri dengan anak kandung yang dididik dengan cinta kasih seorang ibu sampai menjadi
dewasa. Kunti adalah pencerminan seorang IBU yang patut diteladani.
Kelima anak Prabu Pandu itulah yang disebut dengan PANDAWA
1. PUNTADEWA.
adalah raja negara Amarta atau Indrapasta. Setelah perang Baratayuda Puntadewa
menjadi raja Astina yang bergelar Prabu Kalimataya. Nama lain yang dipakai adalah:
Darmawangsa, Darmakusuma, Kantakapura, Gunatalikrama, Yudistira, Sami Aji
(sebutan dari Prabu Kresna). Sifatnya: jujur, sabar, hatinya suci, berbudi luhur, suka
menolong sesama, mencintai orang tua serta melindungi saudara-saudaranya.
Pusakanya bernama: Jamus Kalimasada, yang mempunyai kekuatan sebagai
perlindungan dan petunjuk pada kebenaran serta kesejahteraan. Mempunyai dua isteri
yaitu: Dewi Drupadi dan Dwi Kuntulwilaten.
2. BRATASENA.
Setelah dewasa bernama Werkudara. adalah ksatria Jodipati dan Tunggulpamenang.
Pernah menjadi raja di Gilingwesi, dengan gelar Prabu Tuguwasesa. Nama lain yang
dipakai adalah: Bima, Bayusutu, Dandun Wacana, Kusuma Waligita. Sifatnya: jujur,
tidak sombong, jiwanya suci, sangat patuh kepada guru-gurunya (terutama dengan
Dewa Ruci), mencintai ibunya serta menjaga saudara-saudaranya. Bila berperang
semboyannya adalah menang, bila kalah berarti mati. Bratasena adalah merupakan suri
tauladan kehidupan dengan sifat yang jujur dan jiwanya suci.
Pusakanya adalah: Kuku Pancanaka di tangan kanan dan kiri sangat ampuh, sangat kuat
dan tajam. Selain kuku pancanaka Werkudara juga mempunyai kekuatan angin (lima
kekuatan angin), serta dapat membongkar gunung. Mempunyai dua permaisuri yaitu:
Arimbi dan Nagagini. Dengan Arimbi mendapatkan putra bernama Gatotkaca, yang
dapat terbang tanpa sayap. Dari perkawinannya dengan Nagagini memperoleh putra
bernama Antasena yang dapat masuk ke dalam bumi dan menguasai samodra.
Bratasena pada waktu lahir dalam keadaan bungkus. Yang menyobek bungkus tersebut
adalah Gajah Situ Seno. Pada waktu itu Gajah Situ Seno masuk ke dalam tubuh
Bratasena, sehingga mempunyai kekuatan luar biasa dan bisa menyobek bungkus
tersebut.
3. ARJUNA.
adalah ksatria Madukara, juga menjadi raja di Tinjomoya. Nama lain yang dipakai
sangat banyak, antara lain: Janaka, Parta, Panduputra, Kumbawali, Margana, Kuntadi,
Indratanaya, Prabu Kariti, Palgunadi, Dananjaya. Sifatnya: Suka menolong sesama,
gemar bertapa, cerdik dan pandai, ahli dibidang kebudayaan dan kesenian.
Arjuna adalah ksatria yang sakti mandraguna, kekasih para Dewa, ia adalah titisan
Dewa Wisnu. Istri Arjuna banyak sekali, ia dijuluki lelananging jagad, parasnya sangat
tampan dan tidak ada tandingannya. Permaisurinya di arcapada adalah Wara Sumbadra
dan Wara Srikandi. Selain itu masih banyak lagi istri-istrinya antara lain: Rarasati,
Sulastri, Gandawati, Ulupi, Maeswara, dsbnya.
Permaisuri di kahyangan antara lain Dewi Supraba, Dewi Dersanala pada bidadari di
Tinjomaya. Arjuna berjiwa ksatria, berjiwa luhur, suka menolong, serta kesayangan
para Dewa. Tetapi ada kelemahan yang tidak boleh diteladani dan ditrapkan pada
jaman sekarang yaitu beristri banyak.
4. NAKULA.
adalah anak ke empat Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang lahir kembar
dengan Sadewa. Ayah dan ibunya (Madrim) meninggal pada waktu si kembar masih
kecil, oleh karena itu sejak kecil mereka diasuh oleh ibu Kunti dengan tidak
membedakan antara satu dengan lainnya.
Setelah perang Bratajuda Nakula dan Sadewa menjadi raja di Mandraka dengan
Sadewa. Nama lain adalah Raden Pinten. Nakula adalah ahli dalam bidang Pertanian.
Pada waktu perang Baratayuda, Nakula dan Sadewa yang bisa meluluhkan hati Prabu
Salya (dari pi- hak Kurawa). Sebab Prabu Salya adalah saudara Dewi Madrim, selain itu
sebenarnya dalam hatinya memihak pada kebenaran yaitu Pandawa. Akhirnya Prabu
Salya memberitahukan kepada Nakula dan Sadewa bahwa yang bisa mengalahkannya
hanyalah Puntadewa, karena Puntadewa berdarah putih.
5. SADEWA.
adalah anak kelima Prabu Pandu dengan Madrim, dilahirkan kembar dengan Nakula.
Setelah perang Baratayuda Sadewa menjadi raja dengan Nakula di Mandraka. Nama
kecil Sadewa adalah raden Tangsen. Sadewa adalah ahli dalam bidang peternakan.
Ia kawin dengan Endang Sadarmi, anak Bagawan Tembangpetra dari Pertapaan
Parangalas, dan mempunyai putra bernama Sabekti.
Dengan adanya sifat-sifat Pandawa yang seperti tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya Pandawa, kerajaan Amarta menjadi kerajaan yang kuat, aman, adil dan
makmur. Hal ini dapat dibuktikan selain dengan sifat-sifat mereka yang jujur, membela
kebenaran dan sebagainya, juga berkat kemampuan disegala bidang. Puntadewa adalah ahli
dalam bidang kerohanian, ahli dalam hal bertapa, ia berdarah putih, tokoh ini mementingkan
perdamaian, persatuan, kesejahteraan bersama.
Werkudara adalah tokoh yang menguasai keamanan, kekuatannya tidak tertanding, apalagi
dengan kehadiran kedua putranya dimana Gatotkaca menguasai keamanan samodra (laut) dan
darat. Arjuna adalah tokoh yang sakti, pemanah yang ulung, suka menolong sesama, rasa
kemanusiaannya tinggi, tutur katanya lembut, ahli dalam bidang kebudayaan dan kesenian, ahli
dalam bidang bertapa. Tetapi ada satu hal kelemahannya yaitu terlalu banyak istri. Pada jaman
dulu istri merupakan lambang kehormatan, bisa juga sebagai upeti waktu memenangkan
perang, berbeda halnya dengan sekarang apalagi dengan adanya PP. 10 th. 1983 yang mengatur
tentang perkawinan.
Si Kembar Nakula dan Sadewa adalah tokoh yang mencerminkan tingkah laku untuk mencapai
kesejahteraan/kemakmuran hidup, karena Nakula adalah ahli dan tekun dalam bidang
pertanian, sedangkan Sadewa ahli dan tekun dalam bidang peternakan.
Sebenarnya Pandawa masih mempunyai saudara tua yang bernama Adipati Karno, semasa kecil
dinamakan Suryatmaja. Suryatmaja adalah putra Dewi Kunti dengan Dewa Surya sebelum
menikah dengan Pandu. Ini disebabkan adanya perbuatan serong Dewa Surya yang bisa
mengakibatkan Kunti menjadi hamil. Akhirnya Dewa Surya ber tanggung jawab atas
perbuatannya itu dengan jalan, pada waktu melahirkan bayi (Suryatmaja) keluar lewat telinga,
dengan demikian maka Kunti dianggap masih suci.
Bayi yang diberi nama Suryatmaja kemudian dilarung (dihanyutkan) disungai Yamuna yang
kemudian diketemukan oleh Prabu Radeya di Petapralaya (dibawah kokuasaan Astian). Karena
merasa dibesarkan dan mukti wibawa di Astina, maka pada waktu perang Baratayuda Adipati
Karna berjuang dengan gagah berani untuk membela negaranya. Ia menjadi senapati perang di
pihak Astina, tetapi akhirnya karna gugur oleh adiknya sendiri yaitu Arjuna.
Adipati Karna adalah suri tauladan sebagai pahlawan yang gigih membela negara, meskipun
rajanya (Astina) dipihak yang salah tetapi bagaimanapun juga negaranya harus dibela dari
kehancuran, yang dibuktikan sampai titik darah penghabisan.
Sumber : buku Nawasari warta edisi III pebruari 1996
Katrangan:
Karangan menika saged dipunwastani narasi amargi nyariossaken kisah Mahabarata ingkang
bahas tokoh-tokoh Pandawa.
Demikianlah Info postingan berita TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG
terbaru yang sangat heboh ini TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.
Anda sedang membaca posting tentang TOKOH PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG dan berita ini url permalinknya adalah https://indodongeng.blogspot.com/2013/11/tokoh-pandawa-dalam-kesenian-wayang.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.